Kisah Desa di Gresik Raup Untung Miliaran Rupiah Berkat Pariwisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Desa di Gresik Raup Untung Miliaran Rupiah Berkat Pariwisata

Deny Prastyo Utomo - detikTravel
Senin, 14 Jun 2021 16:40 WIB
Wisata Alam Setigi
Foto: Wisata alam Setigi di Gresik (Deny Prastyo Utomo/detikTravel)
Gresik -

Wisata alam Selo Tirto Giri (Setigi) di Gresik tengah hits di medsos. Berkat pariwisata, desa ini berubah jadi desa miliarder dengan untung miliaran rupiah.

Inilah kisah destinasi wisata Setigi di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik yang beberapa tahun terakhir menjadi hits di media sosial dan juga pecinta wisata di Jawa Timur.

Lahan seluas 5 hektar di bekas tambang batu kapur itu, disulap menjadi wisata alam yang menarik oleh BUMDes Sekapuk, Kecamatan Ujung Pangkah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana, para wisatawan bisa menikmati tebing kapur sisa galian tambang. Kita juga akan melihat berbagai patung yang dibuat oleh pengelola, mulai patung Gupala, Dwarapala, Candi Topeng Nusantara dan museum yang dilengkapi diorama para pekerja tambang, serta rumah-rumah adat.

Selain itu, ada danau buatan dan jembatan yang dibangun megah di sana, dilengkapi dengan wahana air. Bagi pengunjung yang tidak bawa bekal, beberapa warung-warung kuliner juga ada di situ. Untuk fasilitas sendiri jangan khawatir, pengelola juga menyediakan musola, toilet dan fasilitas umum lainnya. Tiket masuknya pun cukup murah, yakni hanya 15 ribu rupiah saja.

ADVERTISEMENT

Lalu siapa sosok visioner dibalik berkembangnya desa yang saat ini bisa meraup miliaran rupiah untuk Pendapatan asli Desa (PAD) dari sektor wisata itu.

Abdul Halim Kades SekapukAbdul Halim Kades Sekapuk Foto: Deny Prastyo Utomo/detikTravel

Sosok visioner itu ialah Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim yang baru terpilih sebagai kepala desa setempat sejak Desember 2017 silam.

Saat ditemui detikcom, Abdul Halim yang berpenampilan nyentrik dengan rambut dikuncir dan berjenggot panjang menceritakan awal mula membangun desa menjadi sadar akan wisata dan menghasilkan pendapatan yang luar biasa.

Abdul Halim menceritakan jika lahan seluas 5 hektar yang kini menjadi wisata Selo Giri Tirto (Setigi), pada tahun 2003 silam, sudah tidak ada aktivitas pertambangan di lokasi tersebut. Hingga lambat laun dengan pertambahan jumlah penduduk lokasi tersebut dijadikan lahan pembuangan sampah.

"Jadi tempat ini bekas tambang batu kapur, cuman trendnya batu karst. Jawa Timur ada banyak kayak gini, kemudian di Gresik ada beberapa titik," kata Abdul Halim kepada detikcom Minggu (14/6/2021).

Pasca tidak digunakan tambang pada tahun 2003, Abdul Halim mengatakan saat itu kondisi tidak memungkinkan dan sangat membahayakan pemukiman disekitar, ditambah ada celukan yang dalam.Bahkan oleh warga saat itu dijadikan tempat pembuangan sampah, hingga tumpukan sampah setinggi 12 hingga 14 meter.

Baru lah, pada Desember 2017 lalu dilantik menjadi Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim merealisasikan visi misinya saat pencalonan kades dengan merubah kawasan tersebut agar warganya sejahtera.

"Mulainya persisnya Maret 2018, itu saya masih membersihkan, baru jadi kepala desa. Saya dilantik 12 desember 2017, jadi sempat 2 minggu setelah menjabat di 100 harinya membenahi lingkungan dan administrasi di desa, lalu membenahi sampah kurang lebih 9 sampai 10 bulan baru bisa bersih tepatnya di Januari 2019," ungkap Halim kepada detikcom, Senin (14/6/2021).

Selanjutnya ---->> Membuat Danau Buatan

Danau Buatan

Setelah proses pembersihan lahan, perlahan namun pasti, Abdul Halim bersama warga mulai melakukan pembangunan dengan membuat danau buatan di bekas celukan tambang. Danau tersebut dibuatkan jembatan untuk para wisatawan berswafoto ketika melintas di lokasi tersebut.

"Kita memulai meletakkan batu pertama yang bikin danau, lalu Januari 2019 mulai membangun. Kemudian saya launching tanggal 1 Januari 2020," ungkap Abdul Halim.

Namun, baru buka selama tiga bulan. Mereka dihadapkan pada pandemi COVID-19. Setelah tiga bulan tutup. Mereka kembali buka setelah PSBB selesai dengan konsep wisata tangguh dengan menjalankan protokol kesehatan.

"Setelah PSBB kita buka dan alhamdulillah hasilnya luar biasa dan selama satu tahun memperoleh omset Rp 5,2 miliar, itu perjalanan setahun dipotong 3 bulan libur," ungkap Halim.

Dengan dibukanya wisata itu, Halim menceritakan kini, bisa menyerap tenaga kerja asli dari Desa Sekapuk, lebih dari 60 karyawan. Selain itu, setiap RT juga dilibatkan didalam wisata yang dikelola BUMDes itu.

Wisata Alam SetigiWisata Alam Setigi Foto: Deny Prastyo Utomo/detikTravel

Mereka dilibatkan di wisata kuliner oleh 20 RT yang dilibatkan. Tidak hanya itu karang taruna juga dilibatkan untuk ikut mengelola wisata di desa itu.

Abdul Halim juga menceritakan saat pertama kali menjabat sebagai Kepala Desa Sekapuk pada tahun 2017 pendapatan asli desa (PAD) hanya sekitar Rp 180 juta yang berasal dari sektor tambang, pengolahan air masyarakat (PAM) Unit Kebersihan Desa, Unit Sarana dan Prasarana olah raga. Dan saat itu Desa Sekapuk masih masuk kategori desa tertinggal.

Setelah menjabat pada tahun 2018, PAD Desa Sekapuk perlahan meningkat menjadi Rp 500 juta. Kemudian pada tahun 2019 adanya tambahan dari sektor wisata neraca pendapatan keuangan Desa Sekapuk meningkat menjadi Rp 929 juta.

"Kemudian dia tahun ketiga 1,6 miliar, yang viral kemarin itu Rp 1,6 miliar, tapi terealisasi Rp 2,49 miliar jadi surplus, jadi saya menargetkan akan bisa seperti ini dan mendapatkan penghasilan seperti ini tapi faktanya malah melebihi target saya. Nah itulah kemurahan dari Yang Maha Kuasa, karena kita menjalankan sebuah kerukunan dan niat baik ingin berbuat manfaat lahan tidur tadi," ungkap Abdul Halim.

Kunci dari berkembangnya Desa Sekapuk membangun wisata ialah ada andil warga sekitar. Abdul Halim menawarkan konsep saham, jika warga bisa menjadi investor bersama.

"Ya itu karena kita ingin berkembang kalau kita mau berpikir dan cari solusi maka akan ada sebuah berkah. Bicara tabungan investor yang berkembang di masyarakat itu benar. Karena saat itu pemerintah desa mau minta tolong ke siapa aku ke pemerintah daerah (Gresik) mungkin sibuk karena di Gresik itu 330 Desa, mau ke pemprov apalagi karena jawa timur itu luas," ungkap Abdul Halim.

Halim pun tidak diam diri, mereka sadar desanya masih tertinggal mereka pun bangkit dan mengajak warganya mau menjadi investor dan membangun desa wisata dan kini menjadi miliarder.

"Berkat dari tahu diri itulah kita memahami pemerintah tidak akan membantu kita kalau kita tidak merubah," ungkap Halim.

"Akhirnya ambil gagasan, ambil solusi ketika masyarakat mempunyai penghasilan, meskipun tidak banyak tetapi mereka mampu menabung melalui putra-putrinya yang bersekolah sebesar Rp 15 ribu, saat itu kita patok angka 8 ribu, mengajari anaknya menabung," ujar Halim.

"Tapi sisanya itu ditabung sebagai investor, 8 ribu x 25 hari sama dengan Rp 200 ribu, kemudian setahun jumlah RP 2,4 juta. Itu adalah nilai surat saham yang ditentukan pemerintah desa di wisata ini, dari mereka yang mau menabung itu terbangunlah Danau Jamrud, Jembatan Peradaban serta semua yang ada di sini," tandas Abdul Halim.



Simak Video "Video Penangkapan Pemerkosa Siswi di Gubuk Gresik"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads