4 Fakta Seputar Singapura yang Mulai Berdamai dengan COVID-19

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

4 Fakta Seputar Singapura yang Mulai Berdamai dengan COVID-19

Tim detikcom - detikTravel
Senin, 28 Jun 2021 22:09 WIB
Sunrise di Merlion, Singapura
Foto: Gilang Negara/d'Traveler
Singapura -

Sempat lockdown, kini Singapura membuka sinyal untuk relaksasi. Berikut 3 fakta seputar negara tetangga yang mulai berdamai dengan COVID-19 tersebut.

Kembali lockdown sejak akhir Mei lalu, Singapura mulai menunjukkan geliat untuk melakukan relaksasi kembali pasca kasus COVID-19 di negaranya mengalami penurunan. Hal itu pun dibahas dalam rapat pekan lalu.

Dalam rapat itu, ada sejumlah hal teknis yang dibahas terkait penanganan COVID-19 terbaru di Singapura. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (28/6/2021), berikut 4 fakta terbaru soal itu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menganggap COVID-19 flu biasa

Dalam sebuah kolom opini di The Strait Times, Satgas Covid-19 Singapura yang dikomandoi oleh tiga menteri, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, mengatakan bahwa prioritas dalam beberapa bulan ke depan adalah menyiapkan Singapura untuk hidup berdampingan bersama COVID-19. Mereka menganggap Covid-19 sebagai penyakit yang akan terjadi lagi dan dapat dikendalikan.

ADVERTISEMENT

"Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai warga kami sudah lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?" begitulah pernyataan ketiga menteri itu.

"Kabar buruknya adalah bahwa COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah bahwa hidup normal COVID-19 di tengah-tengah kita adalah mungkin," dia melanjutkan.

Dalam tulisan tersebut, mereka juga menyinggung kemiripan COVID-19 dengan influenza atau flu. Banyak yang terserang flu tiap tahun tetapi peluang jatuh sakit rendah dan bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana.

Terus genjot vaksinasi

Singapura telah memvaksinasi sekitar setengah dari 5,7 juta penduduknya. Setidaknya, satu dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.

[Gambas:Instagram]




Kecepatan vaksinasi Singapura untuk warganya relatif tinggi, tapi lambat dalam melanjutkan kegiatan sosial dan perjalanan jika dibandingkan negara lain dengan tingkat inokulasi serupa.

Singapura mematok target setidaknya dua pertiga dari populasi divaksinasi penuh dengan dua dosis di sekitar Hari Nasional Singapura pada 9 Agustus.

Selanjutnya: Prokes masih berlaku dan sangat ketat

Prokes ketat masih berlaku

Saat ini, Singapura masih menerapkan sejumlah peraturan yang begitu ketat. Misalnya untuk dine-in di restoran, hanya dibatasi maksimal dua orang saja.

[Gambas:Instagram]




Untuk pernikahan, Pemerintah Singapura bahkan masih melarangnya hingga 22 Juli mendatang. Sekolah fisik boleh dilakukan untuk siswa/siswi berumur 18 tahun ke atas. Terbatas hanya 50 orang per kelas dalam grup berisi lima orang.

Sedangkan untuk kegiatan olahraga di gym hingga bioskop, Pemerintah Singapura telah membolehkan. Syaratnya, menerapkan social distancing dan dengan kuota terbatas.

Terbuka untuk turis dengan catatan..

Walau begitu ketat soal COVID-19, Singapura masih membuka pintunya untuk wisatawan dengan syarat. Khususnya bagi traveler dari negara dengan tingkat infeksi COVID-19 tinggi seperti Indonesia.

Dikutip detikTravel dari situs resminya, Pemerintah Singapura mewajibkan traveler dari negara dengan tingkat infeksi COVID-19 untuk melakukan tes swab PCR lebih dulu dan melakukan karantina selama minimal 14 hari di fasilitas negara yang telah ditentukan.

Setelah itu, traveler diwajibkan untuk kembali melakukan tes swab PCR. Apabila hasilnya negatif, barulah traveler diizinkan untuk memasuki Singapura.


Hide Ads