TRAVEL NEWS
Pengalaman Nyepur dan Gowes Seli: ke Blitar Singgah di Soto Bu Kayatin

Nyepur dari Stasiun Pasar Senen menuju Blitar dengan Kereta Api Brantas. Turun di tujuan, membuka sepeda lipat (seli) gowes ke soto Bu Kayatin.
Menuliskan beberapa kisah perjalanan berkereta dan gowes sepeda lipat, saya tiba-tiba teringat Bu Kayatin. Sudah lebih setahun seiring pandemi, saya belum pernah lagi menyambangi warungnya, Soto Daging Bok Ireng di perempatan Jalan Kelud, sekitar 1 km dari Stasiun Blitar.
Penyajian dalam mangkok mungil mengingatkan pada tampilan Soto Kudus, kota tempatku bertumbuh. Meminjam larik puisi Yudhistira Massardi: buah pilihan tidak pernah lebih dari satu (Rudi Jalak Gugat, 1982), mohon maaf saya memplesetkannya: kuah pilihan tak pernah tersaji dalam wadah besar, hahaha....
![]() |
Aroma rempah yang menguar dari kuah soto resep warisan Bu Sarbati, founder usaha ini, memang sungguh ngangeni seperti mood buster dalam mengawali hari. Ada jejak rasa manis di dalamnya sehingga berbeda dari masakan Jawa Timur lainnya.
Sebetulnya, saya tak mempunyai urusan khusus di kota tempat makan proklamator bangsa ini bersemayam. Saya hanya menyinggahinya dalam perjalanan menuju Malang dengan KA Brantas relasi Pasar Senen-Blitar yang tiba jauh sebelum subuh.
![]() |
Numpang bebersih di Masjid Agung sembari menunggu terang tanah, kemudian gowes menuju Makam Bung Karno di Bendogerit, sekitar 3 km dari pusat kota. Kayuhan berlanjut ke Situs Candi Panataran, sejauh 10an km. Sebelum akhirnya kembali ke pusat kota yang menjadi Sentra Budidaya Ikan Koi itu untuk mengejar kereta lokal Kereta Api Panataran menuju Malang.
***
Penulis Dwi Ari Setyadi adalah pehobi foto, gowes, dan berkereta api. Artikel diedit seperlunya oleh redaksi.
Simak Video "Petani Difabel Paruh Baya Tewas Tertabrak di Barru"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)