Jarum suntik mungil itu telah menancap di lengan kiri dan dalam sekejap mengucurlah vaksin Sinovac Biofarma. Akhirnya, dosis pertama vaksin Covid-19 itu pun masuk ke tubuh di Stasiun Balapan Solo, Sabtu (10/7) pagi.
Terima kasih PT KAI yang telah menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 gratis bagi calon penumpang kereta api jarak jauh. Seiring dengan aturan baru yang mewajibkan setiap pelaku perjalanan baik darat, laut, maupun udara telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, 5-20 Juli ini.
Program KAI ini memberi secercah harapan untuk segera mendapatkan suntikan vaksin bagi saya yang sementara bermukim di Solo. Hampir semua gelombang serbuan program vaksinasi di Kota Mas Gibran ini hanya untuk pemegang KTP lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, kuota vaksin tanpa syarat domisili melalui fasilitas pusat seperti RS Orthopedi, RSUP, dan Politeknik Kesehatan Surakarta sudah langsung ludes begitu dibuka pendaftarannya.
Tapi ternyata untuk mendapatkan jatah vaksin via program perusahaan negara pengelola perjalanan sepur ini tidaklah mudah. Setelah empat malam menyatroni stasiun yang menjadi judul lagu hits mendiang penyanyi Didi Kempot ini, saya baru berhasil mendapatkan nomor antrian.
"Maaf Pak, sudah habis. Kuotanya hanya 50 per hari," ujar petugas keamanan yang berjaga di Stasiun Balapan saat saya pertama kali datang, Selasa (6/7) pagi.
"Datang lebih awal karena ada yang sudah antri sejak tengah malam," dia menyarankan.
![]() |
Saran itu gagal saya ikuti di hari berikutnya gara-gara laga semifinal Euro 2020 antara Italia lawan Spanyol harus melalui adu penalti. Walhasil, perburuan tiket vaksin pun amsyong karena baru selepas Subuh tiba di stasiun.
Maka pada percobaan keempat saya tak ingin gagal lagi. Toh, saya bukan keledai dungu, berkali-kali terjerembab di lubang yang sama.
Jumat (9/7) tengah malam, sebelum hari berganti saya telah berada di Stasiun Balapan, Kota Surakarta. Dan ternyata, bukan pengantri pertama. Sudah puluhan, bahkan sudah di penghujung kuota.
Saya gembira bukan saja karena bisa masuk barisan antrian, namun terlebih karena melihat antusiasme vaksin ini sebagai pertanda dahsyatnya semangat rakyat Indonesia untuk segera mengakhiri pandemi Corona.
"Silakan duduk, nomor antreannya akan dibagi jam enam pagi," papar penjaga.
Sejatinya, sebagai salah satu pelopor penjualan tiket online, PT KAI pasti punya kemampuan untuk membuat sistem antrean yang baik untuk menghindari kontak fisik secara langsung.
Meski prokes terjaga, namun banyak celah yang mudah bocor sebagai jalan masuk virus dalam kumpulan lebih dari 50 orang di area semi tertutup seperti lobby stasiun itu. Dengan waktu menunggu begitu lama, sudah pasti masker itu pun beberapa saat sempat terbuka untuk sekedar minum.
"Kalau mau ditinggal, kursinya dikasih tanda saja," saran petugas saat saya mohon ijin meninggalkan ruang tunggu.
Saya pun segera mengikat sepeda lipat dan helm, kemudian mengaitkannya di kursi. Lebih sehat menunggu di rumah untuk kembali lagi menjelang pembagian nomor antrian pagi nanti.
![]() |
Selesai? Belum. Setelah mendapat nomor antrean dan mengisi formulir skrining kesehatan, pelaksanaan vaksin baru dimulai pada pukul 08.00.
Begadang semalam menunggu antrean buat beberapa orang pasti mengundang kerawanan lantaran bikin tekanan darah naik tak karuan. Padahal, vaksin tak bisa diberikan untuk pemilik tensi tinggi, hihihi...
Jadi, harus nunggu lagi? Untuk Indonesia sehat, siapa takut...
Alhamdulillah, akhirnya menerima dosis pertama.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan