Senasib dengan Indonesia, Thailand juga mengalami lonjakan kasus COVID-19. Pemerintah Thailand memutuskan untuk melockdown negaranya.
Dilansir dari Reuters, Selasa (13/7/2021) Thailand menerapkan pembatasan paling ketat selama lebih dari setahun lebih mulai hari ini. Lockdown ini diterapkan di Bangkok dan provinsi di sekitarnya.
Pihak berwenang mendesak orang-orang di Bangkok dan sekitarnya untuk bekerja dari rumah. Mereka juga mendirikan 145 pos pemeriksaan di 10 provinsi berisiko tinggi, termasuk di 88 pos di Bangkok untuk mencegah perjalanan regional yang tidak penting.
Sebelumnya Thailand sudah melakukan pembatasan selama dua minggu dengan menetapkan jam malam, menutup mal, dan setiap pertemuan hanya boleh dihadiri maksimal 5 orang. Hal ini dilakukan setelah Thailand mencatat rekor kasus COVID-19 dan kematian tertinggi.
Pada hari ini, Thailand mencatat ada 8.656 infeksi dan 80 kematian. Secara keseluruhan, kasus COVID-19 di Thailand telah mencapai 345.027 dengan jumlah orang meninggal sebanyak 2.791. Adapun jenis virus yang beredar di sana adalah varian Alpha dan Delta yang sangat menular.
Pada lockdown kali ini, perusahaan transportasi menyesuaikan layanan mereka dengan aturan pemerintah. Mereka mengurangi operasi armada pada siang hari baik di dalam dan sekitar Bangkok. Selain itu, jam operasinya juga dipersingkat karena ada jam malam.
Sementara itu, maskapai penerbangan juga telah menghentikan operasinya untuk sementara. Thai AirAsia menangguhkan semua penerbangan domestik hingga 31 Juli. Sedangkan Bangkok Airways dan Thai Smile akan mengurangi jumlah penerbangan domestik.
Sebelumnya Thailand berencana untuk membuka gerbangnya bagi turis asing. Negeri Gajah Putih itu telah menguji coba pembukaan wisata di Phuket tanpa kewajiban karantina. Sayangnya, program itu justru memunculkan lonjakan kasus COVID-19.
Simak Video "Video Jeroan Masjid Jawa di Thailand yang Didirikan Mertua Ahmad Dahlan"
(pin/ddn)