Dihantam PPKM, Wisata di Karawang Terancam Gulung Tikar

Yuda Febrian Silitonga - detikTravel
Rabu, 28 Jul 2021 20:43 WIB
Wisata Karawang nyaris bangkrut terdampak PPKM (Yuda Febrian Silitonga/detikcom)
Jakarta -

Objek wisata di Karawang satu demi satu tumbang sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan. Terancam gulung tikar.

Rumput liar tumbuh menutupi hampir seluruh area wahana. Dua bulan tidak ada aktivitas, pintu masuk tampak tergembok bagai wilayah tak bertuan, yang tidak ada kehidupan. Begitulah gambaran, kondisi destinasi wisata di Karawang.

Begitulah pantauan detikcom saat mengunjungi beberapa destinasi wisata di Karawang, Di antaranya Kebon Jatidipala dan Saung Bali.

Wisata Karawang terdampak PPKM Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom

Dua destinasi wisata ini, bukan wisata alam, namun wisata buatan, dari kreativitas si pengelola wisata. Sebelum hadirnya Covid-19, dua destinasi wisata ini boleh dibilang merupakan primadona di Karawang. Setiap harinya, ratusan wisatawan berkunjung.

"Dulu, sebelum Covid-19 ada, kami bisa dapat puluhan juta per bulan, dan bisa menafkahi banyak orang, tapi saat ini semua berubah drastis, dan merugi, dan kalau tutup terus seperti ini, bisa-bisa gulung tikar," kata Ade Wahyu (37) pengelola wisata Kebon Jatidipala saat diwawancarai di lokasi, Rabu (28/7/2021).

Ade menyebut harus mengeluarkan uang sebesar 24 juta rupiah setiap bulan untuk membayar karyawan dan pemeliharaan wahana yang ada.

"Jadi perbulannya saya harus keluar 24 juta, dan saya mulai tutup sejak Juni, atau dua bulanan, jadi bisa kebayang baru dua bulan sudah 48 juta saya harus dapatkan, sementara pendapatan tidak ada," katanya.

Jadi menyiasatinya, terpaksa dengan meminjam uang, atau modal tambahan.

"Terpaksa minjem duit, buat nutupin modal itu," dia menambahkan.

Wisata Karawang terdampak PPKM Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom

Di tempat berbeda, pemilik wisata Saung Bali, Ade Rodiah (58), mengungkapkan hal sama, sejak diberlakukannya PPKM. Ia kelimpungan menyiasati pendapatan untuk membayar karyawan dan biaya pemeliharaan.

"Dua bulan lokasi ini tutup, karena mengikuti aturan PPKM, dari total 12 karyawan, 10 dirumahkan, dan dua lagi dipertahankan untuk memelihara lokasi. Itu pun kami kelimpungan membayar upahnya, karena saya hanya mengandalkan perputaran uang di wisata ini, selainnya paling pakai uang tabungan, yang biasanya tidak saya gunakan," kata Rodiah.

Jika penerapan PPKM diperpanjang lagi dan lokasi wisata di Karawang masih dilarang buka, dia pesimistis bisa bertahan.

"Kalau terus seperti ini, dan ditutup terus, paling bangkrut, dan paling hanya bisa pasrah, ke depannya," kata Rodiah.

Halaman berikutnya >>>> Harap solusi konkrit dari pemerintah



Simak Video "Video: Berkemah di Kampung Ikan Lembah Tanjung Subang"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork