Tabungan Menipis, Pelaku Wisata Gunungkidul Harap PPKM Tak Diperpanjang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tabungan Menipis, Pelaku Wisata Gunungkidul Harap PPKM Tak Diperpanjang

Pradito Rida Pertana - detikTravel
Jumat, 30 Jul 2021 18:46 WIB
Pantai Gunungkidul
Foto: Pantai Gunungkidul (Dok. SAR Satlinmas Wilayah II Kabupaten Gunungkidul)
Gunungkidul -

Pelaku wisata khususnya pemilik usaha kuliner di kawasan Pantai Gunungkidul berharap Pemerintah tidak memperpanjang PPKM. Pasalnya pemasukan mereka tidak ada. Uang tabungan semakin menipis untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar angsuran

Salah satu pemilik rumah makan di Pantai Kukup, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul Mujiyanto mengatakan, bahwa selama PPKM yang berlangsung sekitar satu bulan ini membuatnya tidak bisa mendulang pundi-pundi rupiah. Pasalnya seluruh kawasan Pantai Gunungkidul tutup selama PPKM.

"Ya karena wisata tutup kan otomatis warung kan ikut tutup. Nah, kalau tutup kan tidak ada pemasukan, padahal kebutuhan sehari-hari tetap harus dipenuhi bahkan angsuran terus berjalan," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (30/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, Mujiyanto berharap setelah tanggal 2 Agustus ada kelonggaran dari Pemerintah untuk membuka kembali pariwisata. Namun, jika PPKM kembali diperpanjang Mujiyanto berharap ada solusi dari Pemerintah untuk pelaku wisata.

"Kami hanya minta solusi ke depan seperti apa, kalau bisa jangan diperpanjang (PPKM). Karena jujur saja lama kelamaan tabungan saya menipis, dan kalau (PPKM) diteruskan ujung-ujungnya banyak yang gulung tikar," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, salah satu pemilik rumah makan di Pantai Ngandong, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul Rujimanto mengatakan, bahwa PPKM ini memberi dampak signifikan bagi perekonomian warga pesisir pantai Ngandong. Seperti halnya dirinya yang tidak memiliki pemasukan selama PPKM ini.

"Kalau warung tutup kan tidak ada penghasilan, apalagi yang tutup sudah hampir satu bulan," ucapnya.

Senada dengan Mujiyanto, dia mengaku tidak bisa melawan kebijakan Pemerintah. Karena itu, apapun keputusan setelah tanggal 2 Agustus dia berharap Pemerintah memberi solusi kepada masyarakat yang sehari-hari menggantungkan hidup pada sektor pariwisata.

"Harapannya ada solusi sehingga pelaku usaha tetap bisa mendapatkan pemasukan untuk menyambung hidup selama PPKM. Kalau lama-lama seperti ini kita jadi kebingungan untuk mencari makan bagaimana," katanya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Hary Sukmono mengaku Kemenparekraf telah membuka pendaftaran secara mandiri bantuan intensif Pemerintah (BIP). Namun, sayang pendaftaran untuk program tersebut telah ditutup.

"BIP bantuan insentif pemerintah sudah dirilis oleh Kemenparekraf, itu secara mandiri untuk melakukan pendaftaran langsung tapi pendaftaran sudah ditutup. Karena belum ada kebijakan baru jadi tidak ada bantuan yang disalurkan," ucapnya.




(elk/elk)

Hide Ads