Kabar Gembira! Gegara Pandemi, Penyu Langka Kembali Bertelur di Pantai Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kabar Gembira! Gegara Pandemi, Penyu Langka Kembali Bertelur di Pantai Ini

bonauli - detikTravel
Minggu, 01 Agu 2021 18:20 WIB
GAASH, ISRAEL - NOVEMBER 21: Volunteers of the Israeli sea turtle rescue center free a Loggerhead sea turtle back to the Mediterranean sea on November 21, 2013 in Gaash, Israel. The turtle is one of two wounded Loggerhead sea turtles that were rehabilitated at the rescue center and freed today. From transplanting turtle nests during the nesting season to protected beaches, through the rescue and treatment of wounded turtles brought in by fishermen or washed up on Israels shores, to the development of a long-range breeding program for the threatened Green turtles, the volunteers and staff of the Israeli Nature and Parks Authority are doing their best to protect the creatures. The numbers have dwindled in the Mediterranean to an estimated 450 nesting female Green turtles and about 2500 nesting female Loggerheads. Far removed from man-made obstacles and protected from their natural predators such as crabs, foxes and birds, the hatchlings make their race to the sea with the hope that more than 20 years later they will return to the same beach to ensure the species survival. (Photo by Uriel Sinai/Getty Images)
Penyu Tempayan (Getty Images/Uriel Sinai)
Zakynthos -

Pandemi bukan cuma soal kerugian, di balik ini ada keberlangsungan alam yang kembali sehat dan ekologi yang memperbaiki diri.

Keseimbangan alam menjadi kunci dari keberlangsungan hidup di bumi. Tak bisa menutup mata, sejak lama bumi semakin rusak karena ulah manusia.

Namun semua mulai berubah ketika pandemi mewabah. Manusia memang harus menderita karena sedikitnya pergerakan yang boleh dilakukan. Tapi Alam seakan bernapas sejenak dari hiruk pikuknya manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah banyak berita yang muncul tentang bagaimana alam memperbaiki diri di masa pandemi. Salah satunya adalah penyu tempayan alias Caretta Caretta.

Penyu ini tersebar di Samudera Hindia, Pasifik, Mediterania dan Atlantik. Ukurannya besar dan kerap diburu, penyu ini masuk dalam daftar terancam punah.

ADVERTISEMENT
Tar pieces from an oil spill stuck on rocks in the Mediterranean sea as it reached Gador nature reserve near Hadera, Israel, Saturday, Feb. 20, 2021. Hundreds of volunteers are taking part in a cleanup operation of Israeli shoreline as investigations are underway to determine the cause of an oil spill that threatens the beach and wildlife, at Gador Nature Reserve near the northern city of Hadera, the tar smeared fish, turtles, and other sea creatures. (AP Photo/Ariel Schalit)Sarag penyu di Mediterania Foto: AP/Ariel Schalit

Sebuah studi baru di Pulau Mediterania, Zakynthos seakan jadi pelipur lara dari kisah penyu tempayan. Pulau yang memang jadi tempat bertelur penyu tempayan ini memberikan berita bahagia kepada dunia.

Dilansir dari The Guardian, Nikolette Sidiropoulo dan tim peneliti di sana menemukan sejumlah sarang telur penyu tempayan. Masyarakat Perlindungan Penyu Laut Yunani mencatat bahwa ada lebih dari 100 telur di satu sarang.

"Ini sangat menarik," ujarnya.

Sebelum pandemi, para peneliti mulai khawatir dengan penyu ini. Karena Mediterania Zakynthos sendiri menjadi salah satu pulau yang banyak didatangi turis.

Turis-turis ini asyik berjemur di sepanjang pantai, berlarian di sana dan naik perahu untuk menikmati alam. Tanpa diketahui bahwa di bawah kaki mereka bisa saja ada sarang telur penyu tempayan.

Menurut para peneliti, turis-turis ini memang kerap melanggar aturan. Perahu-perauh wisata menurunkan puluhan turis di pantai, kemudian banyak speedboat yang mengikuti penyu berenang.

Penyu termasuk spesies dengan kecerdasan tinggi. Adanya gangguan ini membuat mereka stress dan enggak kembali ke pantai. Tapi pandemi membuat mereka berubah pikiran.

Peneliti menemukan perubahan perilaku penyu tempayan setelah penurunan turis dan perahu pada tahun 2020. Terjadi rekor jumlah sarang di Zakynthos. Ada 1.800 sarang yang dibuat oleh penyu tahun 2020. Ini adalah jumla tertinggi ketiga dalam jangka 38 tahun di pulau tersebut.

"Jelas lebuh mudah bagi mereka untuk keluar dan bersarang karena tidak ada hambatan bagi mereka di pantai pada malam hari, seperti kursi berjemur, payung atau apa pun yang ada di sana selama musim ramai turis," ucap Sidiropoulo.

Tarikan napas lega ini kembali tercekak. Karena Inggris melonggarkan perbatasan karantina dan kunjungan pada 19 Juli lalu. Ini membuat area pulau kembali dipenuhi turis dan perahu motor.

"Zakynthos memiliki banyak turis muda, kebanyakan dari mereka bahkan tidak tahu penyu bersarang di pantai. Jadi mereka juga tidak terbiasa dengan peraturannya," ujarnya.

Laurent Sourbes, koordinator taman nasional Zakynthos berpendapat bahwa satu-satunya solusi adalah denda pelanggar aturan dengan lebih banyak pengamanan.

"Kami tidak dapat melakukannya sendiri, kamu membutuhkan penjaga pantai. Hanya ada satu perahu penjaga dan ribuan wisatawan untuk dipantau. Kapasitas Zakynthos terbatas," ungkapnya.

Minggu lalu, WWF menemukan penyu mati mengambang di sebelah pelabuhan utama. Nampaknya penyu ini mati ditabrak kapal. Sementara itu, dua penyu lainnya mati dengan cara yang sama.

"Sekarang pemerintah membawa dua kapal lagi untuk penjaga panta. Sangat disayangkan harus ada penyu yang terbunuh agar ada penjagaan," kata Sourbes.




(bnl/bnl)

Hide Ads