Pemilik bengkel Papirus Abdel Mobdi Mussalam (48) mengatakan stafnya telah berkurang dari delapan dekade lalu menjadi hanya dua.
"Papirus adalah satu-satunya sumber pendapatan kami. Itu memberi makan saya dan anak-anak saya," kata Abdel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Tarakhan mengatakan dia mencoba untuk mengembangkan produk papirus lainnya seperti buku catatan dan buku sketsa.
Beberapa bulan yang lalu, putranya Mohammed meluncurkan toko online untuk menjual produk baru mereka.
"Awalnya kami hanya menjual lokal kepada mereka yang datang kepada kami, tetapi setelah Covid, kami berpikir bahwa kami dapat menjangkau lebih banyak orang, bahkan orang asing, melalui internet," kata wanita berusia 30 tahun itu.
![]() |
"Kami mencoba untuk berpikir secara berbeda sehingga kami dapat melanjutkan," kata sesepuh Tarakhan, yang pada tahun 2014 mendirikan asosiasi lokal untuk pengrajin papirus.
"Saya berterima kasih kepada Covid-19 karena mengunci kami di rumah dan memaksa kami untuk meningkatkan model bisnis kami," dia menambahkan.
Di dekat Piramida Giza, sekitar 100 kilometer jauhnya, Ashraf al-Sarawi, memajang lukisan papirus di tokonya. Tapi, tidak ada turis kendati dia dengan setia menunggu toko.
Ashraf bilang kehilangan sebagian besar pendapatannya tahun lalu karena pandemi. Tetapi, dia yakin pariwisata Mesir akan segera meningkat.
"Pariwisata tidak pernah mati," kata pria berusia 48 tahun itu.
"Mungkin sakit untuk sementara waktu, tetapi akan kembali," dia menambahkan.
Simak Video "Presiden Iran Samakan Israel dengan Firaun, Diyakini Bakal Hancur"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!