Taliban menguasai Afghanistan. Situasi ini menarik sejumlah negara untuk berancang-ancang mendekati Taliban.
Kekacauan yang terjadi di Afghanistan membuat banyak negara panik dan menutup kedutaan mereka. Namun, sejumlah negara membuka pintu dan membuka peluang untuk menjalin hubungan dengan Taliban.
Dilansir dari BBC, China mengatakan menyambut kesempatan ini untuk membangun hubungan mendalam dengan Afghanistan. China menghormati keinginan dan pilihan rakyat Afghanistan tapi akan terus memonitor situasi.
China akan berupaya untuk mencegah situasi di sana berdampak negatif ke Xinjiang. Ini karena Xinjiang adalah wilayah otonomi yang berbatasan dengan Afghanistan.
Tetangga China, Rusia juga tak mau kalah. Rusia mengatakan duta besar untuk Afghanistan, Dmitry Zhirnov, akan bertemu dengan Taliban untuk mendiskusikan keamanan kedutaannya. Karen kedutaan Rusia akan tetap beroperasi meski Taliban berkuasa.
Moskow juga telah menyebutkan harapannya untuk mengembangkan hubungan dengan Taliban. Meski begitu, Moskow tak tergesa-gesa untuk mengakui Taliban sebagai penguasa.
Selain China dan Rusia, ada Iran yang secara implisit membuka peluang untuk menjalin relasi dengan Taliban. Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi mengatakan "kegagalam militer" Amerika Serikat di Afghanistan akan memberikan peluang bagi perdamaian yang lebih langgeng di Afghanistan.
"Kekalahan militer Amerika Serikat dan penarikan mundur mereka harus menjadi kesempatan untuk memulihkan kehidupan, keamanan dan perdamaian yang langgeng di Afghanistan," ujar Raisi kepada stasiun televisi pemerintah Iran.
Sementara itu, sejumlah negara barat mulai mengevakuasi warganya dari Kabul. Jerman misalnya, membuka penerbangan evakuasi pada Minggu (15/8) malam. Jerman mengerahkan pesawat militer ke sana.
Inggris juga demikian. Negara ini telah mengevakuasi 300 warganya yang ada di Afghanistan pada Minggu (15/8) lalu. Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, menargetkan sebanyak 1.500 warga Inggris akan dievakuasi dalam kurun waktu 24 jam-36 jam ke depan.
Simak Video "Video: Bom Bunuh diri di Ponpes Pakistan, 6 Orang Tewas Termasuk Ulama Taliban"
(bnl/fem)