Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kreatif) amat mewaspadai terjadinya fenomena 'revenge tourism', utamanya di Bandung. Kawasan wisata itu bersiaga.
Potensi wisata revans atau balas dendam wisata diwaspadai belakangan ini. Sebabnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dilonggarkan dan sebagai warga telah disuntik vaksin Covid-19. Lagipula, masyarakat sudah terlampau jenuh di rumah saja.
Makanya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut fenomena revenge tourism sudah terjadi di Bandung Raya. Apabila PPKM semakin dilonggarkan maka diprediksi revenge tourism akan terus berlanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi komentar Sandiaga tersebut pengelola wisata dan penginapan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengambil langkah aktif.
General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Sapto Wahyudi, menyadari betul potensi turis revans itu bak dua sisi mata uang. Ada sisi negatif dan positifnya.
"Animo masyarakat saat ini memang tinggi untuk wisata. Namun, kalau menimbulkan dampak negatif juga malah memberikan kerugian buat kita pengusaha wisata," ujar Sapto saat dihubungi detikcom, Rabu (25/8/2021).
Saat ini, Bandung Barat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Di level ini, ada sejumlah pelonggaran yang diberikan pemerintah, di antaranya bagi penginapan dan restoran.
"Justru momentum ini harus dijaga. Jangan sampai ledakan dan lonjakan pengunjung wisata ini malah berisiko buruk buat kita. Pemerintah pusat juga kan bilang memang ada lonjakan. Nanti kita sudah buka malah tutup lagi. Jadi berpikirnya harus jangka panjang," kata Sapto.
Sapto menjamin tempat wisata yang dikelolanya sangat menaati aturan dalam PPKM Level 3. Misalnya, hanya menerima pengunjung ke restoran dan penginapan maksimal 25 persen. Bahkan, saat ini ditetapkan syarat membawa atau menunjukkan sertifikat vaksin bagi pengunjung.
"Kita antisipasi (revenge tourism) dengan menerapkan skema yang sudah kita jalankan sejauh ini. Pembatasan jumlah pengunjung dan okupansi penginapan. Lalu penerapan syarat vaksinasi sehingga bisa terkendali," ujar Sapto.
"Apalagi informasinya wisata di Subang sudah mulai buka. Itu juga khawatirnya akan terjadi lonjakan dan membludaknya pengunjung, jadi kekhawatiran kami juga. Cuma pesan dari direktur kemarin bagaimana pembatasan pengunjung itu tetap harus dijalankan," Sapto menegaskan.
Hal senada disampaikan Komisaris Dusun Bambu Endy Tjahyadi. Dia juga berpendapat wisatawan bisa menjadi ancaman tersendiri saat pandemi virus Corona. Apalagi, jika nanti ada pengunjung yang belum menjalani vaksinasi Covid-19.
"Di kita akan penginapan juga, banyak yang staycation. Tapi kan kita batasi, kita ingin suasananya se-private mungkin. Jadi yang datang ini memang yang sudah divaksinasi dan memang ingin suasana tenang," kata Endy.
Setahun lebih berkutat dengan pandemi COVID-19, tak membuat pihaknya buru-buru mengubah orientasi pada keuntungan dengan menerima pengunjung sebanyak mungkin.
"Yang kita mau kan juga mendukung penanganan COVID-19. Kita batasi kunjungan itu hanya 30 persen maksimal. Di lahan seluas 15 hektare sebetulnya kita bisa menampung wisatawan sampai 7 ribu orang, tapi karena kita tahu sekarang sedang pandemi, sekarang pengunjung paling hanya 300 saja," kata Endy.
Halaman selanjutnya >>> Kondisi Terkini Wisata Bandung: Hotel dan Restoran Mulai Ramai
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat Heri Partomo mengakui jika saat ini masyarakat sudah teramat jenuh lantaran tak diizinkan ke mana-mana selama PPKM diterapkan.
"Pada prinsipnya masyarakat bisa dibilang ya dendam, karena mereka selama ini seolah-olah dikerem di rumah tidak boleh ke mana-mana. Sekarang sudah saatnya mereka mencoba mengeksplorasi dan melihat suasana baru di luar rumah apakah itu dengan menginap di hotel atau ke tempat wisata," kata Heri.
Heri juga tak menampik jika kunjungan masyarakat ke restoran dan penginapan di wilayah Bandung Barat terutama di kawasan Lembang mulai bertambah sedikit demi sedikit.
"Saat ini kunjungan wisatawan yang ke arah Bandung Barat, terutama ke tempat makan dan hotel mulai ramai karena sudah diizinkan boleh menginap dengan batasan 25 persen. Tapi kita pastikan kalau ke wisata masih belum karena belum buka," tegas Heri.
Mengantisipasi terjadinya lonjakan pengunjung yang menghabiskan waktu akhir pekannya di penginapan dan restoran di Bandung Barat, dia bekerja sama dengan Satgas COVID-19 melakukan pengawasan.
"Penginapan wajib ikut aturan karena pelaksanaan PPKM diawasi Satgas. Nanti disidak dan ditindak kalau ada pelanggaran. Kita tidak berharap COVID-19 ini terus berkembang lebih lama lagi. Mudah-mudahan segera selesai," kata Heri.
Baca juga: 4 Daerah di Jabar Buka Wisata, Mana Saja? |
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!