Kisah Sedih Pengusaha Penginapan Pantai Glagah, Terpaksa Gadaikan Motor

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Sedih Pengusaha Penginapan Pantai Glagah, Terpaksa Gadaikan Motor

Jalu Rahman Dewantara - detikTravel
Kamis, 26 Agu 2021 19:40 WIB
Pantai Glagah Kulon Progo
Foto: Kawasan Pantai Glagah di Kulon Progo (Jalu Rahman Dewantara/detikTravel)
Kulon Progo -

Ditutupnya wisata selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat perekonomian pengusaha penginapan di Pantai Glagah hancur. Mereka terpaksa menggadaikan aset demi tutup biaya operasional.

"Dalam kondisi kaya gini, jumlah tamu kami merosot drastis, per harinya juga belum tentu ada yang menginap. Di sisi lain biaya operasional pasti ada terus. Jadi ya kami terpaksa nombok pake uang saku atau tabungan. Bagi yang gak punya ya jual atau gadai aset," ungkap Ketua Paguyuban Usaha Penginapan Mandiri Maju Bersama Pantai Glagah, Bento Sarino, saat ditemui detikTravel di kawasan Pantai Glagah, Kulon Progo, Kamis (26/8/2021).

"Kalau masalah tombok ini ya sebenarnya tidak banyak, tapi kalau sering tombok ya lama-lama banyak banget, sampai motor R25 saya pindahkan, sekarang dia (motor) pinter karena saya sekolahin (gadaikan)," sambung Bento sembari tertawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bento mengatakan anjloknya jumlah tamu dirasakan para pengusaha penginapan sejak kemunculan wabah Corona pada awal 2020 lalu. Setahun berselang, kondisi para pengusaha ini masih sama bahkan lebih buruk menyusul adanya kebijakan PSBB, PPKM, PPKM Mikro, PPKM Darurat, hingga PPKM level, yang menutup seluruh aktivitas wisata.

Padahal letak usaha penginapan ini berada di dalam kawasan Pantai Glagah, yang juga ditutup karena adanya kebijakan tersebut. Walhasil kunjungan wisata menurun drastis termasuk jumlah tamu yang menginap.

"Untuk penginapan selama PPKM ini ya (jumlah tamu) turun drastis, karena akses jalan pintu masuk (pantai) itu ditutup total," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bento menuturkan dalam kondisi normal, penginapan di Pantai Glagah yang mencapai puluhan unit bisa menampung hingga 10 tamu per hari. Namun pada saat ini, jumlahnya menyusut jadi sekitar 2 hingga 3 tamu. Itu pun hitungan untuk per pekan. Adapun mayoritas tamu yang datang dalam kondisi pandemi ini menginap pada hari Minggu atau akhir pekan.

"Pendapatan yang kami peroleh dari tamu yang cuma datang pas hari Minggu ini jelas tidak bisa menutup biaya operasional. Belum lagi kita masih harus bayar pajak ke Pemda," ucapnya.

Selanjutnya ----->> Pedagang Kecil Turut Terdampak

Pedagang Turut Terdampak

Nasib serupa juga menimpa para pedagang di kawasan Pantai Glagah. Ditutupnya akses menuju pantai selama PPKM membuat penghasilan mereka merosot tajam. Beralih profesi hingga menjual perhiasan jadi pilihan untuk bertahan hidup.

"Dengan kondisi kaya gini, para pedagang ada yang jualan online, nganggur, alih profesi kerja di ladang. Pokoknya bagaimana kita mencari nafkah, mencari uang buat makan kita," ungkap Pemilik warung makan sekaligus penjual oleh-oleh khas Pantai Glagah Kulon Progo, Sri Warningsih.

"Selain itu banyak juga yang jual perhiasan emas mas, apa yang kita punya ya kita gunakan (jual) saat ini. Hasilnya buat memenuhi kebutuhan sehari-hari, bayar sekolah, beli kuota buat belajar daring sama bayar angsuran bulanan," bebernya.

Sri menuturkan langkah-langkah seperti itu terpaksa dilakukan para pedagang karena pendapatan mereka saat ini anjlok signifikan. "Pendapatan turun drastis, antara 80-90 persen. Kalau dulu sebelum pandemi sehari kita bisa dapat Rp 100.000, sekarang paling cuma Rp 20.000 atau Rp 10.000. Kalau pas PPKM ini, sama sekali nggak ada pengunjung," ungkapnya.

Senada disampaikan pemilik warung makan di Pantai Glagah, Gunarti. Ia menyebut selama pandemi ini, penghasilan para pelaku wisata di sini turun drastis dan bingung cari penghasilan lain.

Kendati begitu Gunarti menyebut semangat para pedagang untuk berjualan kini mulai bangkit. Ini karena adanya peningkatan jumlah kunjungan wisata dalam sepekan terakhir.

"Dalam seminggu terakhir ini pelan-pelan sudah ada wisatawan yang masuk. Ya, meski ditutup tetap ada pengunjung yang datang, mungkin mereka jenuh di rumah saja ya," ujarnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di lingkungan Pantai Glagah, Gunarti menyebut para pedagang telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Para pemilik warung makan tidak diperkenankan menerima seluruh konsumen, melainkan hanya menampung 30 persen dari total kapasitas tempat duduk.

"Kemudian untuk penjual oleh-oleh dan souvenir, jika ada kerumunan pembeli kita arahkan untuk membeli ke penjual yang lain tapi dengan produk yang sama," ucapnya.

Gunarti pun berharap kebijakan PPKM ini bisa segera dicabut dan pandemi lekas rampung agar pelaku wisata dapat kembali beraktivitas normal seperti dulu lagi.

"Kami juga mohon kepada pihak-pihak terkait untuk memperhatikan kondisi para pelaku wisata Kulon Progo ini. Selain itu kami juga sampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang selama ini telah membantu kami bertahan hidup dalam kondisi seperti ini," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Menteri UMKM Berharap Pengusaha F&B Berpartisipasi di Makan Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Hide Ads