Gila! 1.400 Ekor Lumba-Lumba Diburu dan Dibantai Dalam Sehari

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gila! 1.400 Ekor Lumba-Lumba Diburu dan Dibantai Dalam Sehari

Femi Diah - detikTravel
Senin, 20 Sep 2021 09:25 WIB
In this image released by Sea Shepherd Conservation Society the carcasses of dead white-sided dolphins lay on a beach after being pulled from the blood-stained water on the island of Eysturoy which is part of the Faeroe Islands Sunday Sept. 12, 2021. The dolphins were part of a slaughter of 1,428 white-sided dolphins that is part of a four-century-old traditional drive of sea mammals into shallow water where they are killed for their meat and blubber. The hunt in the North Atlantic islands is not commercial and is authorized, but environmental activists claim it is cruel. (Sea Shepherd via AP)
Perburuan lumba-lumba di Kepulauan Faroe disorot dunia. (Sea Shepherd via AP)

Perburuan lumba-lumba itu merupakan tradisi selama ratusan tahun di Kepulauan Faroe yang terpencil. Perburuan mamalia laut itu dinamai grind atau Grindadrap dalam bahasa Faroe.

Perburuan kali ini dilakukan di Pantai Skalabotnur di Eysturoy Di sana pula lumba-lumba dibantai. Setelahnya, tubuh lumba-lumba itu ditarik ke darat dan dibagikan kepada penduduk setempat untuk dikonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari rekaman perburuan, lumba-lumba terlihat meronta-ronta di perairan dangkal yang memerah karena darah saat ratusan orang menonton dari pantai.

Kelompok pendukung penangkapan mamalia laut menyebut perburuan paus adalah cara berkelanjutan untuk mengumpulkan makanan dari alam dan bagian penting dari identitas budaya Faroe.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, aktivis hak-hak hewan telah lama tidak setuju, menganggap pembantaian itu kejam dan tidak perlu. Apalagi, dengan jumlah buruan yang mencapai ribuan.

Survei menunjukkan bahwa kebanyakan orang menentang pembantaian massal lumba-lumba di Kepulauan Faroe. Pada Minggu (12/9), reaksi nasional adalah "kebingungan dan keterkejutan karena jumlah yang luar biasa besar", kata Trondur Olsen, seorang jurnalis untuk penyiar publik Faroe Kringvarp Foroya.

"Kami melakukan jajak pendapat singkat kemarin menanyakan apakah kami harus terus membunuh lumba-lumba ini. Lebih dari 50% mengatakan tidak, dan lebih dari 30% mengatakan ya," katanya.

Sebaliknya, katanya, jajak pendapat terpisah menunjukkan bahwa 80% mengatakan mereka ingin melanjutkan pembunuhan paus pilot.



Simak Video "Video: 2 Lumba-lumba Terdampar di Pesisir Pantai Pasuruan"
[Gambas:Video 20detik]

(fem/wsw)

Hide Ads