Bekas Tempat Tinggal Pangeran, Hotel Tertua di Solo Diupgrade Jadi Bintang 5

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bekas Tempat Tinggal Pangeran, Hotel Tertua di Solo Diupgrade Jadi Bintang 5

Bayu Ardi Isnanto - detikTravel
Selasa, 21 Sep 2021 11:40 WIB
Hotel Dana di Solo
Hotel Dana di Solo (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo -

Cukup banyak bangunan tua di Kota Solo yang berubah fungsi menjadi hotel dan penginapan. Tapi, yang satu ini spesial.

Hotel Dana, yang dikelola keluarga besar Pura Mangkunegaran, diklaim menjadi hotel tertua di Solo. Menariknya, hingga kini hotel di jantung kota Surakarta tersebut masih eksis.

Hotel di Jalan Slamet Riyadi nomor 286 itu akan dirombak besar-besaran menjadi hotel bintang lima. Namun, sejumlah bangunan yang masuk sebagai cagar budaya tetap dipertahankan seperti adanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel Dana di SoloHotel Dana di Solo Foto: (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Bekas kediaman pangeran

Komisaris Hotel Dana, Marga Eka Daya, menjelaskan bangunan di pusat Kota Solo itu dulu adalah tempat tinggal pangeran Keraton Kasunanan Surakarta. Rumah itu ditempati salah satu putra Pakubuwono X, yaitu Purbonegoro sejak akhir abad ke-19.

Kemudian di era Mangkunegara VII, sekitar tahun 1916-1922, Mangkunegaran membeli bangunan tersebut. Saat itu Mangkunegaran tengah melakukan pemisahan aset pribadi dengan praja.

ADVERTISEMENT

"Dalam pemisahan aset itu dibentuklah Dana Milik. Seperti Pabrik Gula Colomadu, Tasikmadu, Hotel Dana itu masuk Dana Milik Mangkunegaran," kata Marga di Pura Mangkunegaran, Senin (20/9/2021).

Namun di era kemerdekaan, tahun 1946, aset-aset Mangkunegaran dibekukan oleh pemerintah. Di saat itulah pemerintah menjadikan bangunan tersebut sebagai hotel.

"Tahun 1952 saat dikelola pemerintah itu menjadi hotel pertama di Solo. Baru di tahun 1992, hotel kembali ke Mangkunegaran dan dikelola Yayasan Suryo Sumirat," ujar dia.

Pada bagian tengah hotel itu terdapat bangunan cagar budaya yang selama ini dimanfaatkan sebagai gedung pertemuan atau pernikahan. Sementara kamar-kamar hotel berada di sekeliling bangunan utama dan hanya satu lantai.

"Kalau dulunya sebetulnya samping-samping itu kandang kuda dan lain-lain. Sejak kita terima dari pemerintah itu bentuknya sudah seperti ini. Tapi kita komitmen untuk tidak mengubah bangunan yang tengah itu," ujar dia.

Akan dirombak besar-besaran

Direktur Utama Hotel Dana, BRM Roy Rahajasa Yamin, mengatakan hotel di lahan seluas 11.000 meter persegi itu akan dirombak besar-besaran. Saat ini pembangunan tengah dalam tahap perencanaan.

"Di usianya yang sudah 69 tahun, hotel ini butuh renovasi agar lebih modern tapi tidak meninggalkan budaya Jawa. Kita punya masterplan, akan ada feasibility study, nanti kita sesuaikan," kata Roy.

Pembangunan akan dimulai awal tahun depan dan diperkirakan rampung dalam tiga tahun. Dalam perombakan ini, pihak Mangkunegaran juga bekerja sama dengan PT Layani Nahdlatul Ulama (LNU).

Presiden Direktur PT LNU, Seno Adjie, mengatakan pembangunan akan membutuhkan dana sekitar Rp 600 miliar. Hotel tersebut, menurutnya akan menjadi hotel bintang lima bernuansa Jawa Mangkunegaran yang modern.

"Kami ingin membangun hotel ini menjadi hotel bintang lima dengan biaya sekitar Rp 500-600 miliar. Hotel ini menjadi hotel yang asri ala Jawa Mangkunegaran, namun tetap modern. Jadi, kami ini melestarikan dan mengembangkan kebudayaan," kata dia.



Simak Video "Mencoba Memainkan Alat Musik Gamelan di Alun-Alun Solo Jawa Tengah"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads