Mammoth sudah punah dari dunia. Tapi, nampaknya para peneliti ini berusaha mencari cara agar mammoth kembali hidup.
Dilansir dari BBC, gagasan ini pertama kali disuarakan oleh Dr Chruch pada tahun 2013. Pada waktu itu, para ahli sedang mempelajari fragmen DNA yang ditemukan dalam fosil genom spesies yang sudah punah.
Nantinya, para ilmuwan akan menggunakan teknologi rekayasa genetika dan DNA mammoth yang diekstraksi dari fosil beku berusia ribuan tahun. Mereka berharap untuk dapat menciptakan hibrida mammoth dan gajah Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gajah memang menjadi spesies yang paling dekat dengan spesies mammoth. Jika nanti berhasil, mammoth-mammoth ini akan ditempatkan di hamparan Siberia.
Baca juga: Dear Diary, Inilah 'Buku Harian' Mammoth |
"Ini adalah tonggak besar bagi kami. Ini akan membuat perubahan besar," kata Dr George Church dari Harvard Medical School.
Colossal menjadi salah satu perusahaan yang terlibat dengan proyek ini. Pengembangan proyek ini telah mendapatkan dana sebesar USD 15 juta atau sekitar Rp 213 miliar dari sponsor.
Selama delapan tahun terakhir Dr Church menghabiskan waktu luangnya dengan mengembangkan teknologi ini. Memang sih, tidak semua optimis dengan pemikirannya.
"Ada banyak masalah yang akan dihadapi semua orang di sepanjang jalan," kata Beth Shapiro, seorang paleogenetik di Universitas of California, Santa Cruz.
Dr Church yakin bahwa mammoth akan membantu pemulihan keseimbangan ekologis. Ya, pemanasan global telah menyebabkan peningkatan suhu di tundra Siberia dan Amerika Utara. Pemanasan ini mempercepat pelepasan karbon dioksida dalam volume besar.
Saat ini, wilayah tundra hanya ditumbuhi oleh lumut. Tetapi pada zaman mammoth masih hidup, ada padang rumput. Para ahli biologi percaya bahwa mammoth berperan sebagai semacam penjaga bagi ekosistem ini.
Ada banyak sisa-sisa jasad mammoth yang terawetkan dengan baik baik ditemukan di permafrost di Siberia. Namun DNA mereka rusak akibat pembekuan terlalu lama. Metode yang digunakan dalam rekayasa genetika adalah teknologi pengeditan geno, CRISPR.
Metode ini melibatkan isolasi gen mammoth tertentu yang memungkinkan bertahan hidup di wilayah kutub utara. Gen itu dimasukkan ke genom kerabat terdekatnya, gajah Asia.
Metode ini juga punya kelemahan, misalnya, para ilmuwan tidak begitu familier dengan biologi gajah untuk secara akurat membedakan gen mana yang diperlukan untuk bertahan hidup di wilayah Arktik.
Mereka memahami bahwa tubuh gajah harus ditutupi dengan rambut, memiliki tengkorak oval yang khas, dan memiliki lapisan tebal lemak di bawah kulitnya, namun sifat lainnya sebagian besar masih misteri.
Wah, penelitian ini benar-benar dinanti oleh dunia. Kalau berhasil, mungkin hewan-hewan punah dunia lainnya bisa dihidupkan kembali.
Baca juga: Gunung Argopuro, Si Cantik yang Mistis |
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!