Para Pendaki, Nepal Siap Menyambutmu Nih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Para Pendaki, Nepal Siap Menyambutmu Nih

bonauli - detikTravel
Rabu, 29 Sep 2021 08:43 WIB
Gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest, tercatat bertambah tinggi 86 centimeter dibanding sebelumnya.
Ilustrasi Everets (AP Photo)
Kathmandu -

Nepal memberi kabar bahagia untuk para pendaki. Nepal kembali buka pelayanan visa on arrival (VOA) untuk wisatawan.

Dilansir dari AFP, VOA ini akan diberikan pada wisatawan yang sudah divaksin. Tapi Nepal tidak sendirian kali ini, karena negara-negara Asia Selatan bergabung bersama untuk bersatu bangkit lewat pariwisata.

Setelah 18 bulan tutup pintu, akhirnya negara-negara ini sepakat untuk bekerja sama. Mereka adalah India, Bangladesh, Nepal, Bhutan dan Sri Lanka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Nepal memberikan syarat karantina. Namun Nepal membatalkan persyaratan tersebut untuk wisatawan yang sudah vaksin. Kebijakan ini akan segera diikuti oleh negara tetangganya. Karena pariwisata menjadi salah satu pemasukan banyak negara di Benua Asia.

"Pembukaan kembali visa on arrival bertujuan untuk membuka kembali sektor pariwisata yang merupakan andalan perekonomian Nepal," kata jutu bicara Kementerian Pariwisata Tara Nath Adhikari.

ADVERTISEMENT

Meski tak lagi dikarantina, tapi turis tetap harus mengikuti tes virus corona pada saat tiba di pintu kedatangan bandara. Sementara yang tidak vaksin harus dikarantina selama 10 hari.

Keputusan ini memang disiapkan untuk treking musim gugur yang baru dimulai. Sehingga diharapkan menaikkan jumlah kedatangan wisatawan internasional ke Nepal.

"Begitu banyak yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian. Keputusan ini penting bagi kita semua dan kamu berharap setidaknya beberapa pegunungan akan kembali," ujar Nabin Trital dari Asosiasi Agen Trekking Nepal.

India segera mengumumkan untuk memberikan 500 ribu visa turis gratis setelah penutupan pintu pariwisata. Bhutan pun tak mau kalah dengan menerima turis pertama yang datang dari Amerika.

Asia selatan sendiri sangat bergantung pada pariwisata. Sektor ini menyumbang sekitar 47 juta lapangan kerja pada tahun 2019, menurut Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia.




(bnl/fem)

Hide Ads