PHRI: Alhamdulillah Belum Ada Klaster Corona di Hotel dan Restoran

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

PHRI: Alhamdulillah Belum Ada Klaster Corona di Hotel dan Restoran

Syanti Mustika - detikTravel
Rabu, 29 Sep 2021 20:15 WIB
Pekerja membersihkan ruangan dan kamar di Hotel Aston Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Senin (28/9/2020). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mencatat tingkat penghunian kamar hotel menurun menjelang akhir September 2020 sekitar 15 persen dibanding bulan Agustus 2020 yang mencapai 22 - 27 persen akibat kurangnya kunjungan wisatawan menyusul pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp.
PHRI: Belum ada klaster Corona di Hotel dan Restoran Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Jakarta -

Sektor pariwisata perlahan kembali dibuka seiring menurunnya level PPKM. Para pelaku wisata seperti hotel dan restoran pun bersiap menghadapi 'candu liburan' dengan prokes ketat.

Sektor pariwisata perlahan mulai bergejolak kembali seiring adanya pelonggaran bepergian dan penurunan level PPKM. Para pelaku wisata pun menceritakan bagaimana persiapan mereka ke depannya.

"Kita dari awal sudah siap dari sisi kesiapan adaptasi terhadap protokol kesehatan dan juga terhadap teknologinya sekarang ini. Dalam catatan, kami sudah melakukan praktek QR code sebanyak 10.131 unit usaha atau outlet, baik hotel maupun restoran. Problemnya mungkin lebih kepada kita menunggu untuk dari Kemenkes karena antriannya panjang sekali dan itu kita sedang melakukan koordinasi terus supaya kita bisa lakukan," kata Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani dalam talkshow virtual yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (29/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hariyadi juga menyebutkan sejauh ini belum ada kabar tentang cluster penyeberan corona di hotel atau restoran. Ini yang akan terus mereka jaga, serta mendorong melakukan vaksinasi.

"Alhamdulillah sampai hari ini belum ada terjadi klaster Corona di restoran atau hotel, dan ini akan kita jaga terus. Bila ditanya kesiapannya, dari sisi kami, dari sisi pelayanan dan praktek industri semuanya sudah mendapatkan vaksin,"

ADVERTISEMENT

"Dan dari sisi protokol ksehatan kita juga sudah lakukan sejak awal. Sekarang adalah bagaimana level PPKM ini segera turun," ujar Hariyadi.

Begitu juga dengan geliat desa wisata yang sekarang menjadi salah satu alternatif kebangkitan ekonomi wisata Indonesia. Para garda depan terus mengampanyekan pentingnya prokes dan sertifikasi CHSE.

"Kami yang berada di asosiasi selalu mengampanyekan betapa pentingnya protokol kesehatan, terus memakai masker dan sebagainya. Juga melakukan hal-hal yang sesuai dengan apa yang diperintahkan pemerintah yaitu vaksinasi,"

"Hampir sekarang semua desa wisata yang tersebar pelakunya 80% sudah vaksin. Dengan adanya program vaksinasi objek wisata salah satunya desa wisata ini sebagai bentuk optimisme yang membuat kita berkeinginan untuk sesegera mungkin desa wisata dibuka," kata Andi Yuwono, Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi).

Andi memaparkan bahwa beberapa desa wisata telah tersertifikasi CHSE. Tahun ini mereka menargetkan 67 desa wisata untuk mendapatkan sertifikat CHSE.

"Alhamdulillah tahun 2020 sudah ada 16 desa wisata yang sudah mendapatkan CHSE, dan tahun ini targetnya ada sekitar 67. Ini merupakan sebuah kebijakan desa wisata jika memang pariwisata harus dibuka kembali," kata Andi.

Lihat juga video 'Capaian Vaksinasi Dosis Pertama RI 3 Kali Populasi Malaysia':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya CHSE sebagai gold standard wisata Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga Uno mengungkapkan pentingnya CHSE dan prokes ketat di tempat wisata di masa kebangkitan.

"CHSE boleh kita sebut sebagai gold standard dan sertifikasi ini adalah yang melingkupi protokol kesehatan, keselamatan, kebersihan dan juga keberlanjutan lingkungan. Jadi ini secara holistik dan kita integrasikan ke PeduliLindungi dan kita akan terus mensosialisasikan teman-teman," papar Sandiaga.

Tidak hanya mengontrol kasus covid-19, lewat CHSE dan Aplikasi Peduli Lindungi juga diharapkan dapat menghadirkan rasa aman dan rasa nyaman bagi para wisatawan.

"CHSE adalah kerja bersama, semua berkolaborasi. Sebagai gold standard, sertifikasi ini akan diintegrasikan dengan Aplikasi Peduli Lindungi. Kita terus sosialisasikan kepada masyarakat lewat teman-teman PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) dan Asidewi (Asosiasi Desa Wisata Indonesia) sebagai garda terdepan," lanjutnya.


Hide Ads