Petani Cabai di Sorong Rambah Rental Mobil, Penghasilan Rp 10 Juta/Bulan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Petani Cabai di Sorong Rambah Rental Mobil, Penghasilan Rp 10 Juta/Bulan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 08 Nov 2021 09:13 WIB
Kota Sorong, Papua Barat dikenal sebagai Kota Minyak. Begini keindahan Sorong dari udara.
Kota Sorong, Papua Barat Foto: Agung Pambudhy
Sorong -

Kota Sorong memberi peluang bagi pendatang yang ingin mencari rezeki. Iklim di sana cocok untuk bertani hingga rental mobil bisa menghasilkan Rp 10 juta per bulan.

Contohnya adalah Agustian (23) yang merupakan transmigran dari Lampung. Ia berusaha menyewakan mobil di samping menjadi petani cabai keriting yang terbilang sudah cukup sukses.

Kenapa malah rental mobil? Kenapa Anda tidak mendalami jenis tanaman pertanian lain?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya begini, rental ini cuma buat selingan. Di sini teman kita dari Lampung itu banyak, kalau ada job ya kita narik. Kalau nggak ada ya kembali ke asal ke pertanian, karena fokusnya bertani," terang saat berbincang dengan detikTravel beberapa waktu lalu di Kota Sorong.

"Rental itu cuma buat pas ada panggilan," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Jadi, rental mobil di Sorong sudah ada suatu CV yang mengkoordinir dan ada perkumpulannya. Jika ada kekurangan mobil dalam suatu acara, maka personil lain akan dipanggil.

"Ada. Ada komunitas di WhatsApp. Kalau ada kurang mobil dan teman lain sedang nganggur kita akan dipanggil," terang Agus.

"Kalau kita nggak sibuk ya diambil, karena sudah nggak sekolah lagi ya kita ikut bertani," imbuh dia.

Lalu, bagaimana situasi rental mobil di Sorong sebelum pandemi? Katanya, pendapatannya sebulan bisa mencapai lebih dari Rp 5 juta meski pesanan sangat sepi.

"Pendapatan per bulan pukul rata Rp 6.000.000. Itu dihitung sepi-sepinya. Kalau paling tinggi hampir mendekati Rp 10.000.000," kata Agus.

Tarif rental mobil per hari di sorong mencapai Rp 700 ribu per hari. Mereka yang memesan biasanya melalui perusahaan terlebih dulu.

"Per hari dengan driver itu Rp 700.000. Bisa pula dikurangi bila memesannya lebih lama, misal satu minggu," kata Agus.

"Contoh, tamu seperti Anda kan datang dari Jakarta. Lalu saya dipanggil CV di mana saya bernaung, lalu tawar-menawarnya lewat CV itu tadi," imbuh dia.

Selama ini, Agus menyewakan mobilnya sendiri dan ia ikut CV orang lain. Ia hanya tahu menjemput pelanggan dan dilayani selama satu hari.

"Nanti urusan pembayaran melalui CV-nya. Soalnya kita dipanggil. Di sini orang Lampung mayoritas rental mobil. Jumlahnya banyak, mendekati 100 orang," ujar Agus.

Saat ini, selain berprofesi sebagai pengemudi mobil rental, Agus juga masih mengelola lahan pertanian. Kisah lengkap transmigran di Papua ini masih berlanjut di artikel selanjutnya.




(msl/ddn)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Pengadu Nasib di Papua
Pengadu Nasib di Papua
7 Konten
Ini adalah kisah pengadu nasib, transmigran yang kini tinggal di Kota Sorong, Papua Barat. Mereka berasal dari Lampung, namun kakek buyutnya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads