Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah menggelar kegiatan uji paket wisata. Sebagai bagian uji kesiapan terima wisatawan di Desa Wisata Ketawang.
Kegiatan itu diikuti oleh beberapa stakeholder itu bertujuan untuk menilai kesiapan desa wisata dalam menerima wisatawan setelah tidur panjang karena pandemi COVID-19. Kegiatan yang berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Purworejo itu digelar di Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Purworejo pada Kamis (25/11/2021). Sejak pagi hingga sore, peserta uji paket wisata menjelajahi jalan desa dengan menggunakan sepeda kayuh.
"Ini adalah uji paket wisata, maksudnya adalah untuk self assessment untuk desa wisata yang ada di Kabupaten Purworejo. Jadi untuk menilai apakah desa wisata yang ada sudah siap menerima kunjungan wisata," kata Kabid Pengembangan Kapasitas dan Promosi Pariwisata Dinparbud Purworejo, Endah Hanna Rosanti, saat ditemui detikcom di Balai Desa Ketawang usai kegiatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita kan baru masuk ke level 2, kalau tidak kita nilai sendiri nanti ketika wisatawan datang takutnya mereka belum siap untuk menerima wisatawan setelah tidur panjang yang lama selama PPKM. Ya ini sebagai pemantik," Endah menambahkan.
![]() |
Tak hanya sebagai pemantik, kegiatan yang diikuti oleh beberapa stakeholder termasuk awak media tersebut juga bertujuan untuk mempromosikan desa wisata. Promosi dimaksudkan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke desa wisata tersebut.
"Jadi, kita juga bisa mempromosikan karena kita juga mengajak beberapa stakeholder seperti PWI, GenPI, HPI dan tim promosi dinas sendiri untuk mempromosikan tempat-tempat yang kita kunjungi," kata dia.
Endah menjelaskan, setelah berangkat dari balai desa setempat, para peserta kemudian membelah perkampungan menuju spot wisata satu ke spot wisata lain di desa yang telah ditetapkan sebagai desa wisata sejak 2016 ini. Pertama, mereka berkunjung ke salah satu tempat pembibitan tanaman buah dan hias.
Mereka pun menyimak arahan dari sang pemilik kebun. Tak hanya mendapatkan edukasi tentang pembibitan, mereka bahkan langsung praktik menanam tanaman hias maupun buah. Hasil praktik tersebut juga bisa dibawa pulang dengan cuma-cuma.
Usai menanam, gowes dilanjutkan menuju spot edukasi gejuk lesung. Gejuk lesung sendiri dulunya merupakan alat penumbuk padi tradisional dan sudah tidak dipakai lagi lantaran sudah ada mesin giling padi yang lebih modern. Agar tidak punah, gejuk lesung tetap diuri-uri atau dijaga sebagai alat musik tradisional yang bisa jadi daya tarik wisata.
Pemain gejuk lesung biasanya terdiri dari lima ibu-ibu yang memukul lesung dengan menggunakan alu. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman sekitar 40 cm, sedangkan alu atau antan merupakan alat dari kayu berbentuk bulat panjang seperti tongkat sebagai pendamping lesung dalam proses pemisahan sekam dari beras.
Para pemain gejuk lesung memegang peran masing-masing dengan nama gendong, oprek kerep, oprek arang dan opit. Mereka memukul dengan ketukan yang berbeda sehingga menghasilkan suara yang dinamis sembari melantunkan tembang jawa.
Tak mau kalah, peserta kegiatan juga ikut belajar memukul gejuk lesung. Dari gejuk lesung, gowes berlanjut menuju tempat pembuatan gula kelapa dan makanan tradisional emping melinjo. Untuk melepas lelah sejenak, para peserta kemudian singgah sejenak ke homestay untuk menyantap makan siang dengan menu tradisional, sebelum akhirnya menuju kebun buah jambu kristal.
Baca juga: Si Dewi Kano Purworejo Bangun dari Tidurnya |
Jambu kristal merupakan salah satu produk andalan Desa Ketawang. Selain menikmati di kebun, pengunjung dipersilahkan memetik buah sendiri kemudian ditimbang untuk dibawa pulang. Dari kebun jambu kristal, gemuruh air ombak Pantai Ketawang pun sudah mulai terdengar seakan tak sabar memanggil pengunjung segera mendatangi pantai dengan ikon menara mercusuar ini.
"Dari sini (Balai Desa) naik sepeda terus mengunjungi pembibitan tanaman kemudian edukasi gejuk lesung yang merupakan ciri khas sini, edukasi pembuatan gula kelapa, pembuatan emping, petik jambu kristal khas desa ini, makanan-makanan khas juga disajikan termasuk wedang pasir dan lain-lain," dia menjelaskan.
![]() |
Uji paket wisata ini diharapkan bisa meyakinkan para wisatawan agar bisa mengunjungi Desa Ketawang. Desa-desa wisata yang lain pun diminta untuk mulai belajar membuat paket wisata yang menarik untuk menggaet wisatawan.
"Dengan adanya kegiatan ini tentunya wisatawan semakin yakin kalau datang ke Desa Ketawang mereka nggak akan kecewa dengan aktivitas dan atraksi yang ada. Desa wisata-desa wisata mulai belajar membuat paket wisata karena kita tidak lagi berorientasi pada destinasi tapi berorientasi pada aktivitas desa wisata, harapannya wisatawan bisa tinggal lebih lama di desa wisata kita, tidak hanya mampir satu jam dua jam sehingga bisa berinteraksi tujuannya mereka dapat kenangannya terus balik lagi," dia berharap.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ketawang, Sugiyono, menuturkan pihaknya telah menyiapkan sedikitnya enam paket wisata. Dengan adanya kegiatan tersebut, ia berharap agar desanya bisa ramai dikunjungi wisatawan.
"Yang kita kembangkan adalah desa wisata, pantai sebagai bonusnya. Harapan dari kegiatan ini adalah multi efeknya, yaitu misal dari biro wisata atau orang lain yang melihat bisa berkunjung ke Desa Wisata dengan paket-paket wisata yang kita kemas. Kita ada enam paket, ada susur kali, panen padi, edukasi anak-anak, outbond dan lain-lain," tutur Sugiyono.
Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum