Hantaman pandemi COVID-19 sempat membuat Desa Wisata Nglanggeran, sang juara UNWTO dari Indonesia, sepi kunjungan. Namun desa ini tak menyerah begitu saja.
"Kalau pandemi awal-awal sangat terasa ya bahkan kita tutup sementara. Kemudian gelombang kedua (2021) kita juga sempat tutup 3 Juli sampai 19 Oktober," kata Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Sugeng Handoko kepada detikcom, Jumat (3/12/2021).
Namun akhir tahun ini jumlah kunjungan di Desa Wisata Nglanggeran mengalami peningkatan. Namun kunjungan wisata saat ini lebih ke studi banding daerah lain ke Nglanggeran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya alhamdulilah kami bersyukur saat ini sudah berangsur pulih, dan kunjungan wisatawan juga semakin banyak. Untuk kunjungannya lebih ke studi banding kemudian diskusi itu juga cukup banyak," ucapnya.
Selain itu, jumlah pengunjung yang datang ke Desa Wisata Nglanggeran paling banyak berasal dari luar Gunungkidul. Sedangkan kegiatannya lebih kepada berinteraksi dan bertukar pikiran dengan masyarakat Nglanggeran.
"Paling banyak dari luar Gunungkidul, bahkan akhir-akhir ini banyak kunjungan studi banding dari dinas-dinas kemudian dari Desa Wisata lain juga dan kegiatan dari BUMDes. Secara aktivitas itu lebih ke bertukar informasi berbagi informasi dan berinteraksi dengan masyarakat," katanya.
![]() |
Menyoal jumlah kunjungan di Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng mengaku masih di angka ratusan per harinya. Menurutnya hal itu tidak masalah karena tidak memicu kerumunan.
"Jadi kalau saat ini kita bisa perharinya 700 orang. Tapi sampai saat ini dalam sehari belum melebihi kuota tersebut (700 orang)," ujarnya.
"Tapi kita bersyukur karena kita mengelola desa wisata secara space lokasinya luas, kemudian outdoor aktivitas beragam sehingga banyak opsi yang bisa dilakukan di desa wisata," lanjut Sugeng.
Terlepas dari hal tersebut, Sugeng menjelaskan terjadi tren kunjungan wisata di Desa Wisata Nglanggeran. Menurutnya saat ini wisatawan lebih memilih objek wisata (obwis) yang aman dan nyaman.
"Saat ini terjadi perubahan tren kunjungan wisatawan, mereka memilih tempat wisata yang dirasa aman dan nyaman. Nah kami bersyukur di Desa Wisata Nglanggeran destinasinya sudah CHSE dan kita ikuti anjuran dari pemerintah terkait PeduliLindungi kemudian penggunaan aplikasi untuk reservasi," ucapnya.
"Itu yang membuat kami lebih aman dan nyaman juga dan membuat wisatawan yang datang juga semakin yakin untuk datang ke Desa Wisata Nglanggeran lebih terjamin," imbih Sugeng.
Perlu diketahui, untuk tiket masuk ke objek wisata gunung api purba Nglanggeran Rp 15 ribu per orang. Sedangkan untuk tiket masuk Embung Nglanggeran Rp 10 ribu per orang.
(bnl/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan