Desa Wisata Nglanggeran masuk jajaran Best Tourism Villages UNWTO 2021. Tapi sayang, wisatawan jarang ada yang menginap.
Sebagai solusinya, Nglanggeran mengembangkan glamour camping (glamping) di kawasan Kedung Kandang.
Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko, mengatakan bahwa sebelum pandemi COVID-19 banyak wisatawan yang menginap di Nglanggeran. Namun, setelah wisata kembali dibuka saat pandemi, minim wisatawan yang menginap karena banyak homestay yang belum siap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi selama pandemi ini memang untuk homestay, idealnya kan kita punya 80 homestay tapi yang siap menerima tamu saat ini baru sekitar 8 sampai 10 homestay," ujarnya dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (4/12/2021).
"Itu pun harus melakukan edukasi dan komunikasi dengan masyarakat karena konsepnya menyatu dengan rumah warga," kata Sugeng.
![]() |
Oleh karena itu, Sugeng bersama pengelola lainnya tengah fokus untuk mengembangkan glamping di kawasan air terjun Kedung Kandang. Semua itu, kata Sugeng, untuk menarik wisatawan agar memperpanjang length of stay (LOS) atau durasi kunjungan.
"Karena itu, saat ini kami tengah mengembangkan kawasan glamour camping atau glamping di kawasan Kedung Kandang, itu ada tiga unit. Ini jadi satu opsi menginap wisatawan dan kemarin sudah soft launching dan siap menerima kunjungan wisatawan saat Natal dan Tahun Baru," kata dia.
![]() |
Oleh sebab itu, dia mengaku tren kunjungan wisatawan masih nonmenginap. Kendati demikian, durasi kunjungan wisata di Desa Wisata Nglanggeran sudah mencapai 8 jam.
"Jadi kalau ditanya trennya saat ini masih banyak yang non menginap. Tapi, mereka sudah mengambil paket-paket wisata, seperti tiga, empat, enam jam atau delapan jam di Desa Wisata. Jadi, mereka berinteraksi dan ada edukasi yang dilakukan bersama masyarakat," katanya.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum