Cirebon -
Tari Sintren adalah kesenian khas dari Cirebon. Pengalaman pertama nonton Sintren begitu berkesan. Kami dibuat kagum dan kaget sekaligus. Bagaimana kisahnya?
Menemukan pertunjukan tari Sintren di masa pandemi seperti sekarang cukup sulit. Beruntung rombongan detikTravel mengenal Kang Iyan, Kepala Unit Sanggar Budaya Kraton Kacirebonan.
Kami pun membuat janji dengan Kang Iyan untuk menonton langsung pertunjukan tari Sintren yang kebetulan dipentaskan oleh sanggar milik Keraton Kacirebonan. Tepat pukul 13.00 WIB, kendaraan kami sudah terparkir di halaman keraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Iyan sudah siap menyambut kami dengan senyumnya yang lebar. Ini akan jadi pengalaman pertama bagi detikTravel nonton tari Sintren di masa pandemi.
Sebelumnya kami memang pernah mendengar tentang Sintren, tarian yang konon berbau mistis. Namun melihat langsung tari ini tentunya akan menjadi sebuah pengalaman yang berbeda.
 Tari SIntren bernuansa mistis dari Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel |
Tari Sintren biasanya dilakukan oleh perempuan muda yang masih perawan. Selain penari utama, ada juga penari pendamping, dalang, laden, dan tak ketinggalan sinden serta musisi pengiring.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Sintren sederhana saja berupa alat-alat rumah tangga, karena dahulu tari Sintren ini dibuat untuk hiburan rakyat oleh anak-anak nelayan sembari menunggu orang tuanya selesai melaut.
 Tari SIntren bernuansa mistis dari Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel |
Alunan syair dalam bahasa Cirebon dinyanyikan dengan merdu secara berulang-ulang. Sang penari pun bersiap. Sang dalang juga bersiap. Sang penari biasanya hanya akan memakai baju yang biasa saja, istilahnya baju komprang.
Kostum yang akan digunakan untuk menari sudah disiapkan di dalam kurungan ayam. Lalu, sang dalang akan mengikatkan tali dan kain batik ke tubuh sang penari Sintren dengan kuat, memastikan sang penari tidak akan bisa kabur melepaskan diri.
Selanjutnya: Dibuat Terkaget-kaget
Setelah diikat dengan kuat, sang penari akan digulung dengan tikar lalu dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang tertutup. Dalam sekelebatan mata, sang penari sudah berpindah tempat masuk ke dalam kurungan ayam.
Saya yang melihat dibuat terkaget-kaget dengan pemandangan itu. Tapi ternyata itu hanyalah kekagetan pertama. Masih ada kekagetan berikutnya.
Setelah kurungan ayam dibuka, ada yang lebih mengagetkan lagi. Tiba-tiba saja sang penari Sintren sudah terlepas dari ikatannya, sudah berganti kostum dan menjelma sebagai seorang putri cantik yang lemah gemulai, siap untuk menari.
Tentu sebagai orang yang baru pertama kali nonton langsung tari Sintren, saya dibuat kaget dan heran. Bagaimana bisa seseorang perempuan yang sudah diikat kuat, tiba-tiba sudah terlepas, berganti kostum dan siap untuk menari.
 Tari Sintren Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel |
Menurut Kang Iyan, justru di situ lah letak mistisnya tari Sintren. Ada kekuatan 'lain' yang bekerja dalam proses itu.
"Karena proses turunnya bidadari tadi merasuk ke dalam badannya penari dengan sendirinya proses itu berjalan. Unsur gaibnya di situ," imbuhnya.
 Tari Sintren yang bernuansa mistis dari Cirebon Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel |
Dengan gemulai, sang penari Sintren akan menari mengikuti irama musik dan juga bimbingan sang dalang. Yang bikin terkaget-laget lagi, begitu ada penonton yang nyawer dengan melempar uang ke arah penari, tiba-tiba saja penari Sintren berhenti bergerak dan roboh.
"Itu ada filosofinya. Uang itu adalah dunia. Apabila orang tidak bisa mengemban amanah dunia itu dengan sendirinya akan jatuh. Tapi kalau kita kuat imannya, Insya Allah tidak," kata pria berambut gondrong itu.
Setelah 30 menit pertunjukan tari Sintren digelar. Tiba saatnya sang dalang menyadarkan kembali sang penari yang sudah dirasuki arwah bidadari. Selama menari Sintren, sang penari memang dalam kondisi tidak sadarkan diri.
 Tari sintren Foto: Wahyu Setyo Widodo/detikTravel |
Menikmati pertunjukan tari Sintren di Keraton Kacirebonan sore itu membuat saya merinding. Bukan karena takut, tetapi lebih kepada kagum. Ternyata masih ada kebudayaan seperti ini di Tanah Jawa.
Sudah selayaknya kesenian tradisional khas seperti ini dilestarikan dan terus dipentaskan agar anak cucu kita nanti tahu bahwa ada kebudayaan lokal yang unik seperti ini tetap bertahan di masa depan.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!