Mengapa Wajib Masker di Pesawat Baik untuk Bisnis Maskapai?

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 21 Des 2021 20:10 WIB
Wajib masker di pesawat (Foto: Getty Images/xavierarnau)
Jakarta -

Mari kita mengapa wajib masker di pesawat baik untuk bisnis di dunia penerbangan. Apa alasannya?

Satu contoh pertama dari CEO Southwest Airlines, Gary Kelly, yang menimbulkan kontroversi. Beberapa waktu lalu dia mengatakan bahwa mengenakan masker di pesawat tidak banyak membantu mencegah penyebaran Covid-19.

"Saya pikir kasusnya sangat tinggi dan masker tidak berperan besar jika di lingkungan kabin pesawat," katanya dalam menanggapi pertanyaan di sidang Senat, mengutip CNN.

"Pesawat sangat aman dan udaranya berkualitas sangat tinggi dibandingkan dengan pengaturan dalam ruangan lainnya," imbuh dia.

Dua hari kemudian Southwest mengungkapkan bahwa Kelly, yang tidak mengenakan masker di persidangan, dinyatakan positif Covid.

Benar bahwa udara di pesawat lebih aman daripada kebanyakan pengaturan dalam ruangan lainnya, termasuk sebagian besar kantor dan toko. Tidak hanya melewati filter HEPA tingkat medis, udara kabin juga diganti dengan udara luar secara simultan selama penerbangan.

Tetapi Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) bersikeras bahwa bahkan dengan kualitas udara seperti itu, masker masih penting untuk memerangi penularan Covid di antara penumpang.

Karena banyak dari mereka yang tidak divaksinasi dan berjarak sangat dekat selama berjam-jam pada suatu waktu. Aturan di AS mewajibkan masker tidak hanya di pesawat, tetapi juga di kereta api dan bus akan tetap berlaku setidaknya hingga Maret 2022.

Para ahli percaya bahwa masker memiliki manfaat lain kurang jelas bagi maskapai penerbangan. Mereka memberi penumpang kepercayaan diri sejak memesan penerbangan.

"Saya tidak bisa berbicara tentang ilmu pengetahuan apakah masker membantu. Tapi dalam pemikiran saya mandat masker telah membantu jumlah pemesan perjalanan liburan," kata Kerry Tan, profesor ekonomi di Loyola Unversity Maryland dan pakar ekonomi penerbangan.

"Saya merasa aturan seperti itu umumnya akan memberikan ketenangan pikiran bagi penumpang," dia menambahkan.

Meskipun perjalanan bisnis dan perjalanan internasional belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, namun perjalanan liburan diyakini mendekati level tahun 2019, terutama pada musim perjalanan liburan.

Jumlah penumpang yang tidak mau terbang karena mereka tidak suka masker kemungkinan besar kalah jumlah. Terutama, dengan mereka yang memesan penerbangan karena mereka tahu orang-orang yang duduk di sekitar mereka akan memakai masker.

Tentu saja Tan mengakui itu sulit dibuktikan, karena tidak ada bukti kuat. Yang diketahui adalah pada awal pandemi, semua maskapai membiarkan kursi tengah kosong sebagai cara untuk memberi penumpang jarak sosial di pesawat.




(msl/fem)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork