Tim Umrah Uji Coba Sampai di Jeddah, tapi Ada Kendala Nih

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tim Umrah Uji Coba Sampai di Jeddah, tapi Ada Kendala Nih

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Jumat, 24 Des 2021 20:11 WIB
Tim umrah Advance
Foto: Tim umrah bersama Konjen KJRI, Eko Hartono dan Konsul KJRI, Endang Jumali(dok. Istimewa)
Jakarta -

Indonesia telah memberangkatkan tim umrah uji coba. Namun, setelah sampai di Jeddah, ada kendala akibat miskomunikasi dari Otoritas Penerbangan dan Kementerian Haji di Arab Saudi.

Rombongan tim Advance atau tim uji coba umrah itu sampai di Bandara Jeddah sekitar pukul 01.00 pagi. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan, menunjukkan bukti PCR, dan antre di Imigrasi.

"Sampai di antre imigrasi itu Alhamdulillah, clear, keluar, di situ tidak ada pembahasan kita mau dikarantina atau tidak, dan sebagainya, jadi semua tim keluar semua, kemudian tim ini memakai dua rute, yang satu rute yang langsung masuk ke Mekkah dan langsung masuk ke Madinah," kata Wasekjen AMPHURI, yang juga anggota tim uji coba umrah, Rizky Sembada, kepada detikcom, Jumat (24/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Kedatangan tim pun disambut baik oleh Konsul dan Konjen KJRI Jeddah. Mereka sempat berbicara beberapa saat dan tim yang menuju Madinah meninggalkan tempat, tapi ada masalah ketika rombongan sudah berada di perjalanan.

"Masalah itu muncul ketika perjalanan sudah mencapai 150 km dari bandara jadi ada telepon kami disuruh balik. Nah, ternyata kemudian ada pihak Saudia yang datang mencari kita di parkiran di luar untuk dikarantina," kata Rizky.

"Nah di sini terjadi masalah, jelas sekali bahwasanya pemerintah Saudi ini ada miskomunikasi antara otoritas penerbangan atau GACA (General Authority of Civil Aviation) otoritas jasa penerbangan di Saudi Arabia dan dengan Mazratul Haj atau kementerian di Saudi Arabia," dia menjelaskan.

Sebab, menurut Rizky, jika hal ini sudah menjadi regulasi, baik GACA maupun Kementerian Haji memberlakukan alur karantina sedari jemaah berada di bandara, bukan yang dialami tim umroh yang harus kembali lagi saat perjalanan sudah jauh meninggalkan bandara.

"Ini lucu banget ini jelas sekali tidak ada komunikasi dan intergrasi kebijakan yang jelas di Saudi," kata Rizky.

"Di kita sendiri perlu mengkoreksi bahwasanya kita berharap juga kepada pemerintah RI dalam hal ini pak Konsul dan pak Konjen itu untuk menyikapi masalah haji dan umroh ini harus ada bahwasanya komunikasi yang solid dengan kementerian haji dan para pemangku kebijakan di sini," tambahnya.

lihat juga video 'Pemerintah Tunda Keberangkatan Umrah karena Varian Omicron':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya >>> Rombongan masih harus menunggu untuk berangkat ke hotel

Tak sampai di situ, saat rombongan kembali ke bandara dan dipersilahkan naik bis menuju hotel, mereka masih harus menunggu sekitar satu jam sampai berangkat. Ternyata belum ada koordinasi untuk hotel karantina.

"Jadi baru dicarikan hotel karantina maka kabar yang disampaikan pihak saudia di Indonesia yang katanya uda ready hotel by system itu tidak benar dan ini harus dikoreksi lagi," kata Rizky.

"Sampai kita pergi meninggalkan bandara itu sudah lebih dari jam 05.00 hampir 05.30, baru kita menuju ke hotel," dia menambahkan.

Ketika sampai di hotel, Rizky menyebut perwakilan hotel lambat sehingga tim masuk kamar sekitar pukul 08.00.

"Proses ini sangat melelahkan sekali bukan kami tidak menjalani dengan ikhlas, tetapi tentunya regulasi yang harus diperjelas, aturan-aturan harus diperjelas dan jangan sampai korbannya adalah kita-kita, para jemaah. Regulasi di Saudi ini harus diperjelas bagaimana perjalanan umroh yang mereka tetapkan," ujar Rizky.

Jemaah melakukan karantina di hotel Jeddah selama lima hari empat malam. Biaya yang dikeluarkan adalah Rp 7 juta. Rizky berharap, baik di Saudi maupun Indonesia regulasi bagi jemaah umroh dipermudah.

"Harapannya, regulasi Saudi Arabia apabila kita nyampe kalaupun harus terpaksa karantina, ya itu untuk sinovac adalah 3 hari itu maksimal dan itu kita karantina di Mekkah ataupun Madinah namun bagi yang booster dan vaksin empat sekawan ya diizinkan masuk, karena di Indonesia kita sudah dipersiapkan karantina dan sudah PCR dan vaksin juga sudah penuh, harapannya seperti itu, dan di Indonesia juga dimudahkan segala regulasi," kata Rizky.

Sebelumnya, regulasi yang ditetapkan menurut Kementerian Haji adalah bagi empat vaksin yang diterima Saudi Arabia maka tidak ada lagi karantina, begitu pula dengan vaksin Sinovac yang sudah melalui booster. Sedangkan dari GACA, ada pemberlakuan karantina selama 5 hari dengan tidak adanya persyaratan booster.

"Nah ini tidak ada sinkronisasi, namun walaupun dari kedua ini diterapkan, ada kesalahan yang perlu kita kritisi, kenapa jemaah semua penumpang udah keluar bandara baru dicari-cari untuk karantina. Ini hal yang sangat nggak relevan dan sangat tidak logis sekali, seharusnya jika mereka melakukan karantina dijaga di dalam dan diarahkan di bis-bis karantina bukan dibiarkan sampai luar," kata Rizky.


Hide Ads