Di Kranggan, Bekasi, Jawa Barat, masyarakatnya ternyata memiliki sebuah ritual yang dilaksanakan setiap delapan tahun sekali. Dinamakan Sedekah Bumi Ngarak Kebo Bule, ada iring iringan dan pemakaman kebo bule di dalamnya.
Digelar selama tiga hari tiga malam, Sedekah Bumi bertujuan untuk memanjatkan doa agar masyarakat diberikan kesuksesan. Beberapa warga turut serta dalam ritual ini.
"Tujuannya adalah kita melestarikan budaya dan menjalin silaturahmi, yang ketiga adalah memohon dan bermunajat pada yang maha kuasa agar semua masyarakat yang bercocok tanam, yang sedang bekerja kemudian dan lain-lain, dagang dan sebagainya diberikan kesuksesan diberikan keberhasilan. dan juga kita di masa pandemi ini juga doakan dengan adanya sedekah bumi ini mudah-mudahan pandemi ini bisa berakhir," kata Tokoh Adat setempat, Anim Imanudin kepada detikcom, Jumat (14/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acaranya pun bermacam-macam, ada pertunjukan topeng Betawi, pencak silat hingga arak arakan kebo bule (albino) yang ditutup dengan doa dan makan bersama.
"Kemarin malam ada malam Kamisnya acara topeng Betawi, topeng kenjon dan pencak silat malam itu kita ada wayang golek sama wayang kulit kolaborasi puncaknya hari ini acara ngarak kebo bule,"kata Anim.
![]() |
"Nanti di sini ada ritual pemakaman kepala kebo bule. Jadi mohon kepada Yang Maha Kuasa sebagai rasa syukur kita," tambahnya.
Pantauan detik Travel, warga terlihat begitu bersemangat saat dalam kegiatan arak arakan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut serta, ada yang mengenakan pakaian pencak silat, adat hingga membawa alat musik. Arak-arakan dimulai dari Rumah Adat Kranggan, Jalan Lembur II Rt 01/04 Kelurahan Jatiranggan, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.
![]() |
Sampai di lokasi tujuan, berbagai makanan telah terhampar. Setelah doa dipanjatkan, warga mengambil makanan. Sebagian dari mereka bahkan sudah menyiapkan plastik untuk membungkus. Suasana pun begitu meriah.
![]() |
Uniknya lagi, ternyata, ritual ini sudah dilaksanakan hampir 500 tahun. Penentuan tanggalnya juga tidak sembarangan.
"Semua ada aturannya, nanti kalau udah masuk situ masuk hitung hitungan ada nama hari baik bulan baik dan sebagainya,"katanya.
Baca juga: Parasean, Tarian Berdarah Pemanggil Hujan |
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia