Indonesia saat ini masih terus berjuang melawan penularan kasus Corona varian Omicron. Negara-negara lain ada yang sudah lebih dahulu menghadapi hal serupa dan berhasil mengatasi Omicron hingga akhirnya melonggarkan aturan pembatasan Corona.
Tercatat, Afrika Selatan hingga Inggris pernah menghadapi gelombang lonjakan kasus Corona akibat penyebaran virus Omicron ini. Hal serupa juga dialami oleh Belanda hingga Prancis.
Beberapa di antara negara tersebut sudah ada yang melonggarkan aturan pembatasannya. Negara mana saja? Berikut ini daftarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Denmark
Infeksi harian varian Omicron di Denmark pada Januari masih mencapai puluhan ribu, namun hanya sedikit kasus parah di Denmark.
Namun, Denmark sudah mengucapkan selamat tinggal ke masker dan kartu kesehatan COVID-19. Negara itu menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan pandemi meski mengalami rekor kasus Corona terutama varian Omicron.
Tidak hanya itu, pembatasan jam operasional di bar dan restoran juga ditiadakan. Klub malam juga sudah dibuka kembali.
"Dengan Omicron tidak lagi menjadi penyakit parah bagi yang divaksinasi, kami percaya masuk akal untuk mencabut pembatasan," papar ahli epidemiologi Universitas Roskilde Lone Simonsen dikutip dari laman France24, Rabu (2/2/2022).
2. Prancis
Prancis juga dilanda gelombang kasus Corona akibat varian Omicron pada Januari lalu. Angka rawat inap pasien COVID-19 pun sempat melonjak.
Dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Selasa (18/1/2021), Kementerian Kesehatan Prancis mengatakan bahwa jumlah tersebut merupakan peningkatan harian terbesar sejak awal November 2020 - sebelum dimulainya kampanye vaksinasi di negara Eropa itu.
Terakhir kali jumlah pasien COVID-19 di atas 25.000 orang adalah pada 17 Desember 2020. Memasuki bulan Febuari, Prancis mulai melonggarkan aturan pembatasan Corona. Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan aturan tersebut mulai berlaku pada 2 Februari sebagai langkah mempersiapkan negara hidup berdampingan dengan COVID-19. Kebijakan ini diambil karena Prancis mencatat adanya penurunan kasus yang signifikan dalam jumlah pasien di unit perawatan intensif meski ada tekanan pada rumah sakit.
3. Inggris
Inggris pernah melaporkan angka kematian tertinggi dalam sehari akibat virus Corona Januari lalu. Rekor ini dicatat saat pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson tengah mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan Corona yang diberlakukan untuk mengurangi penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Seperti dilansir Reuters, otoritas Inggris melaporkan tambahan 438 kematian akibat Corona dalam sehari, pada Selasa (18/1) waktu setempat. Angka itu mencetak rekor sebagai tambahan kematian tertinggi dalam sehari di Inggris sejak 24 Februari 2021, atau nyaris setahun terakhir.
Meskipun angka penularan Corona mencetak rekor, peluncuran cepat suntikan booster dan tingkat keparahan varian Omicron yang lebih rendah membuat angka rawat inap dan kematian tidak meningkat tajam seperti gelombang Corona sebelumnya.
Inggris pun mencabut pembatasan virus Corona usai kasus Omicron diklaim sudah menurun pada akhir Januari lalu. Pemerintah Inggris mengatakan program booster berhasil mengurangi gejala berat dan rawat inap pasien COVID-19.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!