Eropa dan Rusia saling menutup wilayah udara sebagai buntut invasi ke Ukraina. Imbasnya, muncul masalah nyata untuk traveler yang berencana terbang ke dan dari negara itu.
Dilansir dari CNN, Rabu (2/3/2022) dilaporkan sebanyak 36 negara, 27 di antaranya negara Uni Eropa, melarang masuk maskapai dari Rusia lebih dulu. Sebagai balasan, Rusia juga memblokir penerbangan dari Eropa pada Senin (28/2).
Maskapai pun beramai-ramai membatalkan penerbangan. Tidak adanya penerbangan membuat traveler berebut pesawat terakhir untuk terbang dari dan ke Eropa - Rusia. Bukan cuma itu, pengiriman logistik juga terhambat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya, saya memesan tiket untuk terbang pagi-pagi dari Bandara Heathrow London dengan penerbangan Lufthansa melalui Frankfurt. Semua tampak baik-baik saja pada hari sebelumnya, meskipun Inggris dan Rusia telah memutuskan hubungan udara langsung," Peter Wilkinson, jurnalis CNN, mengisahkan pengalamannya.
Tetapi, skenario Peter mulai kacau dalam praktiknya. Rencananya buyar setelah semakin banyak penutupan wilayah udara.
"Lufthansa tetap sesuai jadwal hingga pukul 23.00. Hanya delapan jam sebelum check-in, saat itu saya mengetahui penerbangan saya dibatalkan karena Lufthansa mencabut semua rute tujuan Rusia," kata dia.
"Terpaksalah saya mencari penerbangan alternatif. Tantangannya semakin berat karena semakin banyak pesawat rute Rusia yang terancam dikandangakan," dia menambahkan.
Peter pun mengubah rute penerbangan. Rencana pertama, dia terbang dan transit di Casablanca dengan maskapai Air Maroc. Itu bukannya tanpa risiko. Bisa saja dia hanya bisa sampai di Maroko jika penerbangan lanjutannya dibatalkan karena alasan yang sama. Risiko lainnya, rencana tersebut memakan waktu lebih lama.
Opsi lainnya, Peter terbang dengan Aegean Airways Yunani dan transit di Athena.
Dia menilai penerbangan lewat Athena lebih menjanjikan untuk bisa mencapai Moskow ketimbang lewat Maroko, meskipun dia akan tiba pukul 04.00 pada hari Senin.
"Saat saya berkendara ke Heathrow pada hari Minggu, terdengar lebih banyak maskapai menghentikan penerbangan ke Moskow. Saya mulai merasa makin pesimistis dengan peluang untuk mencapai Moskow," ujar Peter.
"Ada kemungkinan saat saya terbang ke Yunani atau Uni Eropa, pelarangan terbang akan semakin luas. Jika terjadi maka saya akan terjebak di Athena dan terpaksa mengatur penerbangan pulang yang akan membuat frustrasi," kata dia lagi.
Apalagi, dia melihat fakta anak perusahaan Air France KLM terpaksa memutar balik dua penerbangan ketika mereka berada di udara ke Moskow dan St Petersburg pada akhir pekan lalu. Mereka khawatir maskapai tidak dapat mengirim suku cadang penerbangan ke Rusia imbas dari larangan terbang itu.
"Ini bisa saja membuat pesawat terdampar di kota-kota itu jika mereka mengalami masalah teknis. Tampaknya tidak ada alternatif lain selain mengambil risiko tanpa pilihan lain yang layak untuk mencapai Moskow dengan cepat," ujar dia.
"Saya naik pesawat kedua setelah transit singkat di Athena. Namun, kali ini rasa was-was semakin meningkat karena khawatir penerbangan dibatalkan," kata Peter.
Akhirnya, kekhawatiran Peter tidak menjadi nyata. Dia bisa meninggalkan Athena dengan nyaman dan bisa landing di Moskow.
"Pertanyaannya sekarang, setelah penutupan wilayah udara Rusia ke 36 negara pada hari Senin, entah kapan dan bagaimana saya akan melakukan perjalanan pulang," kata dia.
Simak juga 'Moldova Desak Rusia Hentikan Penyerangan ke Ukraina':
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!