Rendang Goes to Europe Tuai Kontra, Sandiaga: Sengaja Pilih Bali karena Populer

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rendang Goes to Europe Tuai Kontra, Sandiaga: Sengaja Pilih Bali karena Populer

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 28 Mar 2022 20:42 WIB
Jakarta -

Peluncuran proyek 'Rendang Goes to Europe' di Bali ternyata menuai pro dan kontra. Banyak masyarakat Minang bangga, namun ada pula yang kecewa.

Mereka kecewa karena tidak dilibatkan dalam upaya promosi rendang skala internasional ini. Kemenparekraf memang sengaja menggelar peluncurannya di Bali dengan dasar destinasi itu sangat populer di kancah internasional.

"Terkait masyarakat Minang, Sumatera Barat (Sumbar) yang merasa kecewa lantaran peluncuran proyek "Rendang Goes to Europe" tersebut tidak dilakukan di Sumbar, melainkan di Bali," kata Menparekraf Sandiaga Uno memulai penjelasannya dalam temu wartawan mingguan, Senin (28/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dipilihnya Bali merupakan simbol pariwisata yang paling populer di Indonesia," imbuh dia.

Bali, kata Sandiaga, juga merupakan tempat utama berlangsungnya rangkaian acara G20 hingga bulan November 2022 mendatang. Sementara, simbol brand kreatif yang dikenal dunia adalah rendang dan ia ingin menggabungkannya.

ADVERTISEMENT

"Ini yang kemudian kita gabungkan dan mendapat antuasiasme dari masyarakat dunia," jelas dia.

Dalam peluncuran tersebut, kata Sandiaga, kuliner rendang telah menarik perhatian para perwakilan dunia yang hadir. Mereka memberikan antusiasme yang tinggi.

"Dengan antusiasme yang tinggi ini kita harapkan target peningkatan jumlah ekspor bumbu atau rempah sebesar US$ 2 miliar pada 2024 akan tercapai," terang dia.

Seperti diketahui, proyek 'Rendang Goes to Europe' merupakan bagian dari program 'Indonesian Spice up The World' (ISUTW) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 2021.

ISUTW merupakan gerakan nasional yang bertujuan meningkatkan nilai ekonomi pada sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi melalui industri gastronomi.

"Program SUTW antara lain meningkatkan jumlah jumlah restoran Indonesia di mancanegara hingga 4.000 restoran serta nilai ekspor bumbu/rempah sebesar US$ 2 miliar pada 2024 mendatang," kata Sandiaga.

(msl/pin)

Hide Ads