Pengungsi Ukraina Betah Tinggal di Sri Lanka meski Tak Punya Uang

Putu Intan - detikTravel
Jumat, 08 Apr 2022 11:11 WIB
Foto: AFP/ISHARA S. KODIKARA
Kolombo -

Tak cuma Indonesia, Sri Lanka juga menjadi negara tujuan orang-orang Ukraina mengungsi dari konflik. Di negeri tropis itu, mereka merasa betah.

Salah satu pengungsi Ukraina bernama Viktoria Makarenko tampak menikmati waktunya berada di resor pantai di Sri Lanka. Bermandikan sinar mentari, ia berjemur sambil mendengarkan merdunya suara ombak Samudera Hindia.

Perempuan berusia 35 tahun itu pergi ke Sri Lanka ketika pasukan Rusia menginvasi negaranya pada Februari. Selain dirinya, banyak juga orang Ukraina lainnya yang memilih mengungsi ke Sri Lanka.

Orang-orang Ukraina ini sebenarnya ingin sekali pulang ke negaranya. Namun mereka bersyukur, kendati tak punya uang, mereka diperlakukan dengan baik oleh orang-orang Sri Lanka. Padahal negara itu sedang dilanda krisis ekonomi.

"Saya suka Sri Lanka dan orang Sri Lanka," kata Makarenko dikutip dari AFP, Jumat (8/4/2022).

"Semua orang mau membantu kami," tambahnya.

Makarenko tinggal di Sri Lanka bersama suami dan anak perempuannya yang berusia 5 tahun. Mereka kehabisan uang tunai dan sempat merasa putus asa.

Akan tetapi mereka beruntung penduduk di kota resor Unawatuna menawarkan akomodasi gratis, makanan, dan dupa untuk pergi ke kuil.

"Pemilik hotel mengizinkan kami tinggal di sini selama yang kami butuhkan. Kami punya makanan, air, sehingga kami tidak pusing mau makan apa besok," ujarnya.

"Kami tetap aman di sini dan mereka menjaga kami," ia bercerita.

Di sisi lain, banyak pelaku wisata di Sri Lanka juga menjajakan bantuan untuk warga Ukraina. Manajer kafe Blackgold di Mirissa, Ahesh Shanaka menawarkan makanan setengah harga dengan syarat orang-orang menunjukkan paspor Ukraina.

Shanaka percaya kemurahan hati sesama warga Sri Lanka berasal dari pengalaman konflik yang pernah terjadi di negara itu. Mereka tahu rasanya sehingga bisa lebih bersimpati.

"Kami juga menghadapi situasi seperti itu sebelumnya. Kami tahu penderitaannya, kami tahu rasa sakitnya," katanya.

Krisis di Sri Lanka saat ini berdampak buruk bagi bisnis: antrean panjang untuk bahan bakar dan pemadaman listrik mengancam operator membuat kebangkitan pariwisata menjadi jauh dari harapan.

"Kami berada dalam situasi yang buruk. Krisis, ekonomi kita turun, semuanya buruk," kata Shanaka.

"Tapi kami juga manusia, mereka juga manusia, makanya kami berusaha membantu," sambungnya.

Angka resmi menunjukkan sekitar 15.000 orang Rusia dan 5.000 orang Ukraina mengunjungi Sri Lanka pada bulan konflik dimulai. Turis Ukraina dan Rusia sejatinya merupakan sumber pariwisata terbesar pertama dan ketiga di sana. Sri Lanka juga telah memberikan perpanjangan visa gratis bagi warga kedua negara.

Simak Video 'Masih Ditemukan Ratusan Mayat Terbengkalai di Sekitar Bucha':






(pin/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork