Qantas telah membuat langkah penting menuju peluncuran Project Sunrise. Proyek ambisius ini telah lama diimpikan untuk menghubungkan Australia dan kota-kota New York dan London.
Melansir CNN, Kamis (5/5/2022), maskapai ini telah memesan 12 pesawat Airbus A350-1000s. Harapannya adalah rute ultra-jarak jauh dapat mulai beroperasi pada 2025.
Secara total, akan ada total 238 kursi di setiap pesawat, yang merupakan jumlah terendah untuk Airbus A350 yang saat ini beroperasi. Kursi-kursi itu tersebar di empat kelas, yakni kelas satu, kelas bisnis, ekonomi premium, dan ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenyamanan akan menjadi suatu keharusan, karena penerbangan ini akan memakan waktu lebih dari 19 jam. Ini menjadikannya penerbangan non-stop terpanjang di dunia.
![]() |
Rendering untuk interior pesawat memberikan beberapa petunjuk tentang apa yang Qantas rencanakan. Gambar kabin kelas satu menunjukkan tempat tidur terpisah, kursi santai dan lemari.
Sementara itu, kursi kelas ekonomi yang paling murah akan memiliki tinggi 33 inci, rata-rata saat ini 30-31 inci pada kebanyakan operator.
"Zona Kesejahteraan" akan menggunakan area komunal pesawat untuk menyimpan makanan ringan dan minuman sehat serta menyediakan tempat bagi para pelancong untuk bangun dan melakukan peregangan.
Maskapai penerbangan nasional Australia tidak merahasiakan tujuannya dalam menjalankan penerbangan langsung antara Melbourne dan Sydney ke New York City dan London.
Qantas menjuluki skema itu "Project Sunrise." Nama ini terinspirasi oleh penerbangan rahasia Perang Dunia II yang dilakukan dari Perth ke Sri Lanka dalam perjalanan ke London.
Prosesnya penuh dengan bahaya, dan bertahan begitu lama hingga mereka melihat dua matahari terbit.
Selanjutnya, cerita Project Sunrise Qantas ditunda karena pandemi >>>
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol