Kendati harus datang langsung ke kantor Imigrasi dini hari dan berjudi soal kuota, tetapi antrean offline pembuatan paspor dinilai cukup membantu. Utamanya, buat pemohon yang membutuhkan paspor buru-buru.
Jurnalis dan komentator siaran sepakbola, Erwin Fitriansyah, gagal mendapatkan kuota antrean pembuatan paspor lewat M-Paspor. Dia berjudi dengan datang langsung ke Kantor Imigrasi Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Untuk mendapatkan nomor antrean, Erwin datang dua kali. Pada percobaan pertama, Kamis (19/5/2022), dia gagal dan baru berhasil pada hari kedua, Jumat (20/5). Itu setelah dia datang lebih pagi. Di hari pertama dia tiba di kantor Imigrasi itu pada pukul 04.30 dan kuota habis. Kemudian, pada hari kedua, dia tiba lebih pagi, pada 03.00 dengan merujuk kepada pengantre pertama di hari sebelumnya.
"Saat ini, pandemi sudah melandai dan perjalanan dibolehkan. Makanya, orang-orang yang paspornya mati (habis masa berlaku) ramai-ramai bikin paspor. Karena itu pula, terjadi penumpukan pemohon paspor," kata Erwin dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (20/5).
"Kemarin-kemarin pasti pada mikir mau ke mana, susah juga ke luar negeri, harus memenuhi syarat PCR, karantina, belum lagi risiko ketularan makanya dibiarin saja saat paspor mati," dia menambahkan.
"Kini, semua orang bikin paspor. Ada yang memang butuh cepat, ada pula yang karena sudah mati jadi harus bikin lagi. Ini seperti kran air saja, setelah dimatikan dan langsung dibuka semua orang bersama-sama bikin paspor. Sementara itu, Imigrasi belum dibuka secara penuh, takut kerumunan, kayak bottle neck," dia menjelaskan.
Situasi itu membuat dia tidak heran jika harus bersaing dengan pemohon paspor lain. saat ini Bahkan, dari perbincangan dengan sejumlah pengantre, Erwin mendapati ada yang sampai datang tiga kali baru bisa mendapatkan nomor antrean. Dan, tiba di kantor Imigrasi pukul 01.00.
Kendati susah payah mendapatkan antrean paspor, Erwin bilang cara offline itu cukup membantu.
"Dengan adanya antrean pembuatan paspor secara offline selain lewat aplikasi bikin orang jadi punya pilihan. Kalau enggak buru-buru bisa online karena kita tidak tahu ada kuota lagi kapan. Katanya per tiap hari Jumat, tetapi itu untung-untungan juga. Kalau buru-buru bisa offline datang langsung ke kantor Imigrasi," kata Erwin.
"Hanya saja memang saya lihat kurang sosialisasi. Dan, bisa jadi Imigrasi kewalahan dengan banyaknya pemohon saat ini,' kata Erwin.
Simak Video "Video Menteri Imipas Cek Pelayanan Bikin Paspor di GBK"
(fem/ddn)