Kelelahan menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan bus pariwisata. Ditambah kurangnya peristirahatan untuk sopir di tempat wisata.
Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sebesar 80 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor kelelahan. Selain itu ada faktor gagal pengereman di daerah perbukitan atau pegunungan.
Berbicara soal kelelahan, banyak destinasi wisata yang tidak memiliki tempat peristirahatan untuk sopir. Selain itu, waktu kerja sopir juga begitu panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau wisata ziarah ya, tempat-tempat ritual ziarah-ziarah bagi umat Islam dari yang pertama ini tidak menginap rata-rata dia tiga hari dua malam, pengemudinya itu satu, nah ini yang menjadi persoalan, tentunya memang murah," kata Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno dalam Webinar Edukatif Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Rabu (25/5/2022).
"Jelas pengemudinya juga tidurnya ya dia tidak bisa nyaman. Ini yang menjadi persoalan kita, murah ya tiga hari dua malam dia tidak melakukan penginapan yang resmi," tambahnya.
Tempat peristirahatan pengemudi masih begitu minim. Ada satu destinasi yang menyediakan fasilitas ini, yaitu di kawasan Ancol.
"Tempat istirahat pengemudi ini setahu saya baru satu yang untuk di Ancol Jadi cukup lumayan bagus ya sudah ke sana nyaman tapi banyak yang tidak melakukan itu," kata Djoko.
Djoko menuturkan anjuran terkait adanya tempat peristirahatan pengemudi sudah disampaikan. KNKT sudah menyurati Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Nah ini sebenarnya masuk dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal) dari Kementerian Pariwisata jadi sudah di luar Kementerian Perhubungan. KNKT sudah beberapa kali menyurati namun sampai sekarang juga belum ada imbasnya," tuturnya.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda