6 Warisan Budaya Dunia yang Batasi Pengunjung untuk Konservasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

6 Warisan Budaya Dunia yang Batasi Pengunjung untuk Konservasi

CNNIndonesia.com - detikTravel
Kamis, 09 Jun 2022 19:10 WIB
Makanan di relief Candi Borobudur
Candi Borobudur (iStock)

4. Kota Terlarang, China

People visit the Forbidden City in Beijing on June 7, 2022, after the government eased some Covid-19 restrictions with most museums resuming in the city. (Photo by WANG Zhao / AFP) (Photo by WANG ZHAO/AFP via Getty Images)Forbidden City di Beijing (Wang Zhao/AFP via Getty Images)

Museum Istana atau dikenal sebagai The Forbidden City (Kota Terlarang) di Beijing, China membatasi jumlah pengunjung 'hanya' sebanyak 80 ribu orang per hari sejak 2014.

Seperti dilansir dari MapQuest, pembatasan dilakukan karena museum mengalami kelebihan jumlah pengunjung. Pada 2014, Kota Terlarang tercatat sebagai museum yang paling banyak dikunjungi dengan lebih dari 14 juta pengunjung dalam setahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5. Tur di Bhutan

Negara BhutanBhutan bahkan menerapkan pembatasan kunjungan wisata di seluruh negaranya. (CNN Travel)

Bhutan adalah salah satu negara yang patut masuk daftar negara yang perlu Anda kunjungi. Namun demi menjaga kelestarian kondisi wilayah dan mencegah over tourism, Bhutan menetapkan pembatasan wisatawan rata-rata 140 ribu per tahun.

Wisatawan dari luar Bhutan harus memesan paket liburan dari operator tur berlisensi. Anda pun akan mendapatkan wisata lengkap di Bhutan baik kunjungan ke lanskap wilayah yang masih asri dan budayanya yang kental.

ADVERTISEMENT

6. Seychelles, Samudera Hindia

SeychellesSeychelles (Thinsktock)

Seychelles merupakan negara kepulauan yang terletak di Samudera Hindia, sekitar 1.100 mil tenggara Somalia. Di sinilah Pangeran William dan Kate Middleton menghabiskan bulan madu dan berbuntut pada pertumbuhan kunjungan turis yang signifikan.

Mulai 2010, pemerintah setempat membatasi jumlah pengunjung sebanyak 200 ribu demi perlindungan lingkungan. Namun ini kurang berhasil sebab pada 2015 tercatat ada sebanyak 250 ribu pengunjung.

Sementara berjuang dengan pembatasan jumlah pengunjung, pemerintah mulai membatasi pembangunan hotel besar demi melindungi usaha kecil yang dikelola penduduk lokal.


(fem/ddn)

Hide Ads