Orang Jepang Heran, Musim Panas Tahun Ini kok Beda dari Biasanya

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 07 Jul 2022 13:04 WIB
Foto: BBC Magazine
Tokyo -

Masyarakat Jepang merasa musim panas kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini terkait tanda-tanda alam yang tak mereka rasakan.

Baru-baru ini muncul perdebatan publik Jepang soal dimulainya musim panas di Negeri Sakura. Bila melihat dari pandangan meteorologi, hari pertama bulan Juni menjadi awal dimulainya musim panas. Namun bila melihat dari sisi astronomi, musim panas dimulai 21 Juni ketika titik balik matahari.

Anehnya, meskipun secara perhitungan Jepang sudah memasuki musim panas, orang-orang tidak melihat tanda-tanda alam yang biasanya muncul. Salah satu tandanya adalah mekarnya bunga hydrangea dengan durasi yang lebih lama dibandingkan bunga sakura. Hanya saja tahun ini bunga itu cepat mekar dan cepat layu.

Hal ini terjadi karena suhu panas yang sampai memecahkan rekor dan curah hujan yang jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.

"Saya tidak akan mengatakan hydrangea di sekitar sini layu. Saya akan mengatakan mereka terbakar," kata seorang penduduk dari Prefektur Chiba dalam wawancara bersama Berita Cuaca Jepang.

"Kelopak bunga yang biasanya berwarna-warni berubah menjadi coklat, seolah-oleh mereka berjamur," kata penduduk lain dari Prefektur Mie.

Tanda alam lainnya yang juga menyimpang adalah soal kemunculan nyamuk. Pada musim panas, biasanya nyamuk akan mulai keluar dari sarangnya. Akan tetapi pada musim panas kali ini, jumlah nyamuk jauh lebih sedikit.

Umumnya nyamuk akan aktif pada suhu udara 25 sampai 30 derajat celcius. Pada suhu yang lebih tinggi, nyamuk tidak mau keluar dan berkeliaran.

Selain nyamuk, dendangan jangkrik yang biasanya juga menjadi penanda musim panas kini tak begitu terasa. Menurut profesor entomologi Universitas Kyushu, Satoshi Kamiya, jangkrik tidak aktif karena curah hujan yang rendah dan suhu panas yang hebat.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Jepang dilanda suhu panas yang dahsyat. Di Tokyo, suhu udara pada hari Kamis (30/6/2022) mencapai 36,4 derajat celcius. Ini merupakan suhu di bulan Juni terpanas sejak 1875.

Sementara itu di daerah Isezaki, suhu pada siang hari bahkan mencapai 47 derajat celcius. "Ini mengerikan, saya tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya," kata penduduk setempat.



Simak Video "Video: Efek Musim Panas, Gletser Swiss Kehilangan Banyak Es di 2024"

(pin/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork