Ternyata, Ini Penyebab Cuaca Panas Terik di Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ternyata, Ini Penyebab Cuaca Panas Terik di Indonesia

Tim detikcom - detikTravel
Senin, 11 Jul 2022 12:12 WIB
Kota Tua, Jakarta
Foto: Getty Images/iStockphoto/mtcurado
Jakarta -

Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkapkan penyebab cuaca panas terik di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Simak!

Erma menyebut cuaca panas dalam beberapa hari ke belakang ini disebabkan oleh pembentukan badai vorteks di udara.

"Cuaca panas terik yang terjadi dalam 2-3 hari terakhir terjadi karena kondisi langit yang minim tutupan awan atau disebut pula dengan clear sky," dalam keterangan pers Senin (11/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi minim awan itu terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia akibat pembentukan dua badai vorteks, yakni di utara Laut China Selatan sebelah timur Vietnam dan di Samudra Pasifik sebelah timur Filipina.

Vorteks adalah pusaran angin yang memiliki radius puluhan kilometer akibat dari pembentukan tekanan rendah yang terpusat di atas lautan atau daratan.

ADVERTISEMENT

Menurut data radiosonde yang diluncurkan di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada Jumat (8/7), pembentukan dua badai vorteks yang tengah terjadi di wilayah utara telah menarik awan dan sumber-sumber kelembapan yang ada di lautan sekitar Indonesia. Akibatnya, awan menjauh ke utara hingga kondisi kering terjadi di atmosfer dari permukaan hingga ketinggian sekitar 26 kilometer.

Biasanya, atmosfer kering terjadi karena angin monsun timuran yang mulai terbentuk secara homogen di selatan Indonesia. Namun, kini atmosfer kering juga didorong dua sistem konvergensi yang terbentuk di utara melalui badai-badai vorteks tersebut.

Meski demikian, suhu permukaan laut di Samudra Hindia bagian selatan Pulau Jawa masih memanas melebihi rata-rata. Hal ini membuat peluang pembentukan awan dan hujan yang disuplai dari perairan selatan Jawa menuju Indonesia bagian barat masih ada.

Tak hanya itu, potensi terbentuknya La Nina yang masih tinggi sekitar 97 persen hingga Agustus 2022 serta potensi pembentukan Indian Ocean Dipole (IOD) fase negatif yang akan mencapai intensitas tertinggi di waktu yang sama. Kedua kondisi tersebut memungkinkan terjadinya pembentukan badai vorteks di Samudra Hindia tetap tinggi.

Artinya, kondisi di atas dapat memicu peningkatan aktivitas awan dan hujan di Indonesia selama Juli-Agustus 2022.




(fem/fem)

Hide Ads