TRAVEL NEWS
Apem, Kolak, dan Ketan Mangkunegaran Simpan Makna Kehidupan

Wisata ke Pura Mangkunegaran, traveler juga dapat mencicipi sajian kuliner tradisional berupa apem, kolak, dan ketan. Selain sedap, kuliner ini rupanya menyimpan makna kehidupan.
Hal itu dijelaskan Plt Pengageng Kantor Pariwisata Pura Mangkunegaran, Joko. Ia mengatakan, kuliner ini memang selalu disajikan dalam acara-acara kerajaan maupun saat Lebaran lalu. Tak cuma anggota kerajaan yang boleh mencicipi cita rasa kuliner tersebut tetapi masyarakat umum juga dipersilakan.
Hadirnya kuliner apem, kolak, dan ketan di Mangkunegaran bukannya tanpa alasan. Sajian ini merupakan simbol yang sebenarnya menceritakan makna kehidupan.
"Kuliner tradisional apem, ketan, dan kolak ini kalau di Mangkunegaran menjadi satu rangkaian. Tidak hanya sekadar kuliner tapi mempunyai suatu makna," kata Joko.
Apem adalah jajanan tradisional yang terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan telur, santan, gula dan sedikit garam. Kemudian adonan itu dibakar menggunakan tungku.
"Apem atau apam berasal dari bahasa Arab, afwan, yang artinya pemberian maaf," ujarnya.
Apem di Mangkunegaran ini biasanya disediakan di bulan Ramadan yang menandakan bahwa manusia memohon pengampunan.
"Kemudian kolak berasal dari kata khalik yaitu Sang Pencipta. Kolak ini isinya pisang kepok. Kalau orang Jawa bilang ben kapok (supaya kapok) sehingga bertobat," Joko menjelaskan.
Kemudian ketan merupakan sajian yang diharapkan dapat mempererat hubungan sesama manusia. Ini terlihat dari ketan yang lengket sehingga menyimbolkan hubungan yang erat antarsesama.
"Jadi dengan menyantap 3 kuliner ini, kita diingatkan untuk mengatur hubungan secara vertikal maupun horizontal. Leluhur memang memberikan nasihat penuh dengan perumpamaan. Itu supaya mudah diingat dan tidak dilupakan," tutup Joko.
Simak Video "Pura Mangkunegaran 'Dipercantik' Jelang Syukuran Nikah Kaesang-Erina"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/ddn)