Poso akan mengadakan Festival Danau Poso. Event ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan pariwisata sekaligus menepis stigma miring tentang Poso.
Kabupaten Poso selama ini dikenal sebagai wilayah rentan akan konflik. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso saat ini tengah berupaya keras untuk menghilangkan stigma tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Poso adalah dengan menggenjot sektor pariwisata dan mempercepat investasi. Pada sektor pariwisata, dalam waktu dekat Kabupaten Poso akan mengadakan Festival Danau Poso (FDP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Festival ini akan diadakan pada tanggal 20-22 Oktober 2022. Dalam festival ini akan dihadirkan berbagai kegiatan, mulai dari pembakaran 1.000 nasi bambu untuk memecahkan rekor MURI hingga kegiatan promosi serta kunjungan ke berbagai daya tarik wisata alam Poso.
![]() |
Pada pertemuan mingguan bersama media di kantor Sandiaga Uno, Bupati Poso mengungkapkan harapannya agar Sandi dapat hadir saat pelaksanaan Festival Danau Poso ini. Menurutnya, kedatangan Sandiaga dapat membantu menghilangkan stigma negatif yang selama ini melekat pada Kabupaten Poso.
"Memang stigma ini agak susah kita lepaskan, tapi kalau kita tidak mendobrak dengan segala upaya pasti susah. Salah satunya upaya kami bersama bapak gubernur, datang langsung kepada pak menteri untuk meminta hadir," kata Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkawang.
Tak hanya menjadi bukti bahwa Poso sudah aman. Dengan hadirnya Menparekraf diharapkan masyarakat sekitar Poso dan Indonesia menyadari bahwa ekonomi dan pariwisata di Poso telah bangkit.
"Kalau bisa hadir ini juga menjadi salah satu gongnya bahwa ini ada pemulihan ekonomi, pemulihan pariwisata yang ada di Poso. Sekaligus kita menepis nih, isu-isu miring tentang Kabupaten Poso. Bahwa Poso sudah aman, Poso nyaman," kata Bupati Verna Gladies.
Verna juga mengatakan Poso akan terus berbenah diri. Terutama dalam sektor pariwisata.
"Kemudian Poso ini terus berbenah ke depannya. Kami terus melakukan pembenahan, teristimewa mempersiapkan sektor pariwisata kami. Dalam tahun ini sudah beberapa event yang kami lakukan berskala nasional. Salah satunya event lari 2 bulan yang lalu," ujarnya.
Dengan digelarnya Festival Danau Poso ini diharapkan dapat menarik wisatawan. Pemerintah setempat menargetkan adanya 7000 wisatawan yang berkunjung ke festival ini. Wakil Gubernur Sulawesi Tengah juga berharap bahwa Festival Danau Poso dapat menjadi pemersatu wisata Sulawesi Tengah.
"Festival Danau Poso ini kita harapkan untuk mempersatukan pariwisata Sulawesi Tengah," kata Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Ma'mun Amir.
Selain Festival Danau Poso, dalam waktu dekat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga akan meluncurkan program Beli Kreatif Sumatera Selatan (BKSS). Program ini merupakan program pendampingan UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produk yang dihasilkan.
Program BKSS ini merupakan lanjutan dari program Beli Kreatif Lokal yang sebelumnya digelar di Danau Toba. Pada BKSS, terdapat tiga subsektor UMKM yang dapat ikut serta.
"Jadi untuk Beli Kreatif Sumatra Selatan ada tiga subsektor, kuliner yang paling banyak, kriya, dan fashion. Dan kita rencananya ada 200 UMKM yang terlibat. Ini hasil kurasi dari 600 peserta," kata Plt. Deputi Pemasaran Ni Wayan Giri Adnyani dalam pertemuan mingguan bersama media di kantor Kemenparekraf, Senin (5/9/2022).
Tidak hanya melakukan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk. Program BKSS ini juga melakukan pendampingan untuk mempersiapkan para UMKM melakukan digitalisasi. Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Yuana Richma Astuti mengungkapkan bahwa sejauh ini yang siap untuk digitalisasi masih didominasi oleh sektor kuliner.
"Paling banyak memang masih kuliner kalau di Sumatera Selatan. Komposisinya lebih dari 50 persen, disusul oleh kriya dan fashion," kata Yuana.
![]() |
Program BKSS ini akan diluncurkan pada 14 September mendatang di Palembang. Sementara itu, untuk proses pendampingan dan pelatihannya akan dilakukan selama tiga bulan sebelum akhirnya melakukan harvesting (memetik hasil).
"Jadi launchingnya 14 September, kemudian kita pendampingannya tiga bulan. Itu ada pelatihan yang akan diberikan kepada UMKM di samping mendampingi struktur on boarding digitalisasi," kata Ni Wayan Giri.
Dengan digelarnya program BKSS ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk UMKM asli Sumatera Selatan.
"Mengharapkan secara kuantitas dan kualitas produk-produk Sumatra Selatan bisa semakin baik," kata Direktur Kuliner, Kriya, Fesyen, dan Desain Yuke Sri Rahayu.
Direktur Pemasaran Ekraf Yuana juga menyampaikan bahwa Kemenparekraf menargetkan adanya kenaikan omset peserta minimal 100 persen. Mengingat saat program ini diadakan di Danau Toba, terjadi kenaikan omset hingga 100 persen. Kemudian selain omset, mereka juga menargetkan adanya penyerapan tenaga kerja sebesar 200 persen dari program ini.
"Harapannya dengan semua kementerian bergandengan tangan seperti ini kita sangat dibantu oleh Kementerian Keuangan. Ada lima eselon I yang terlibat. Jadi kita berharap dengan banyaknya kolaborasi dari berbagai pihak, dari BI dan Pemprov, Pemkab, dari beberapa mitra brand, marketplace kita sangat berharap target akan terlampaui," kata Yuana.
(ysn/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum