Canggu sedang dihadapkan dengan keresahan wisatawan terhadap menggelegarnya musik bar-bar hingga subuh. Butuh perhatian semua pihak untuk menyelesaikan ini.
"Kita berharap pada pemerintah selaku pemangku utama untuk menciptakan regulasi dan eksekutor dari regulasi harus mampu menegakkan aturan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Sekarang kan kita sudah ada aturan dan rancangan wilayahnya sudah jelas. Tinggal sekarang penegakannya," ungkap pengamat sekaligus pelaku wisata Bali, I Wayan Puspa Negara, Jumat (16/9/2022).
Puspa menambahkan perlu komunikasi semua pihak untuk pembentukan pariwisata. Saat aturan sudah jelas, butuh penegakan yang tegas juga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pemangku kepentingan, pelaku usaha, stakeholder, masyarakat dan pemerintah harus melakukan harmonisasi. Di situ mau diapakan kawasan ini, mau diciptakan seperti apa, karena rancangannya yang sudah jelas, tinggal penegakannya saja. Hanya saja memang karena sudah terjadi seperti ini kita patut berhati-hati apakah petisi ini mewakili masyarakat secara luas atau hanya kepentingan tertentu saja,"tambahnya.
Selanjutnya, Puspa mengatakan perlu melihat sisi positif dalam perkembangan wisata Canggu. Jika semua pihak bertanggungjawab, masalah seperti petisi bisa dihadapi.
"Tapi dalam perspektif pariwisata kita melihat positifnya bahwa perkembangan pariwisata di Canggu sekitarnya telah memberikan efek terhadap masyarakat, hanya saja eksesnya saja yang perlu dipikirkan. Ini menjadi tanggung jawab semua pihak, menjadi tanggung jawab leader yang di sini adalah dinas pariwisata dan Satpol PP untuk melakukan penataan, penegakan peraturan dan pembinaan,"
"Jika ini berjalan dengan baik maka akan tercipta harmonisasi antara pelaku usaha dan lingkungan. Jika tercipta harmonisasi ini maka akan terjadi namanya minimalisasi terhadap akses terhadap perbedaan kultur pariwisata dan kultur masyarakat sosial secara tradisional," tutupnya.
Himbauan Dispar Bali
"Hal-hal begini harus cepat kami tanggapi, atensi, dan telusuri," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, ketika dihubungi detikBali, dikutip Jumat (16/9/2022).
Tjok Pemayun tak memungkiri adanya restoran dan bar di kawasan pariwisata yang kerap menyetel musik dengan keras hingga larut malam. Dinas Pariwisata berharap para pengelola restoran hingga bar mengikuti regulasi.
Tjok Pemayun menjelaskan pada pagi hingga siang hari wisatawan di Bali biasanya melakukan olahraga wisata. Namun, malam hari, mereka suka berkumpul dengan teman-temannya.
"Tentu kumpul-kumpul ini pun tetap kami atur baik dari suara dan lainnya karena negara kita negara berdaulat yang memiliki regulasi," kata dia.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan