5 Fakta Kebaya, Baju Tradisional yang Mau Didaftarkan Singapura cs ke UNESCO

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

5 Fakta Kebaya, Baju Tradisional yang Mau Didaftarkan Singapura cs ke UNESCO

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 24 Nov 2022 20:35 WIB
Sejumlah perempuan yang mengenakan kebaya berbincang seusai mengikuti Parade Kebaya Nusantara di Keraton Kasunanan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022). Acara tersebut digelar untuk menarik kunjungan wisata di Kota Solo sekaligus upaya mendorong pakaian kebaya sebagai warisan budaya nusantara. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Foto: Antara Foto/Mohammad Ayudha
Jakarta -

Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand akan mendaftarkan kebaya sebagai warisan UNESCO. Kebaya sendiri dikenal sebagai busana nasional Indonesia.

Melalui Dewan Warisan Nasional (NHB) Singapura, kebaya akan diajukan sebagai nominasi multinasional untuk Daftar Perwakilan Warisan Budaya UNESCO. Bersama ketiga negara lainnya, Singapura akan menyerahkan penawaran pada Maret 2023.

Lantas, timbul pertanyaan mengapa Indonesia tak turut serta? Kebaya sendiri dikenal sebagai busana tradisional yang kerap dikenakan perempuan Indonesia. Melihat hal ini, Menparekraf Sandiaga Uno ingin agar Indonesia juga ikut bersama Singapura cs untuk mendaftarkan kebaya ke UNESCO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai busana yang sering digunakan perempuan Indonesia, kebaya memiliki makna mendalam. Agar lebih mengenal soal kebaya, berikut 5 fakta kebaya yang perlu kamu tahu:

1. Kebaya adalah pakaian tradisional

ADVERTISEMENT
Deskripsi: Arumi Bachsin pakai kebaya di parade Kebaya Goes to UNESCO, Solo, pada Minggu (2/10/2022).Deskripsi: Arumi Bachsin pakai kebaya di parade Kebaya Goes to UNESCO, Solo, pada Minggu (2/10/2022). Foto: dok. Instagram/@arumibachsin_94

Mengutip Kamus Mode, kebaya adalah pakaian tradisional wanita Indonesia berupa blus atau atasan berlengan panjang dengan bukaan di depan.

Kebaya terbuat dari berbagai bahan dengan beragam model. Selain itu panjangnya juga bervariasi mulai yang pendek sepinggul hingga panjang selutut bahkan sebetis.

Kebaya dipadukan dengan bawahan sarung atau kain panjang yang dililitkan dari pinggang hingga mata kaki.

2. Bukan cuma dikenakan orang Jawa

kebaya ayundakebaya ayunda Foto: Instagram @maudyayunda

Berdasarkan catatan sejarah, kebaya tidak hanya dipakai perempuan Jawa tetapi juga perempuan lain termasuk Belanda dan peranakan Belanda yang menetap di Jawa.

Dalam buku Outward appeareances: trend, identitas, kepentingan, bagi perempuan Jawa kebaya menjadi penanda perbedaan kelas dan status antara priyayi dan rakyat biasa. Itu terlihat dari bahan tekstil dan kain bawahannya.

Untuk perempuan Jawa, kebaya yang dikenakan tanpa renda dan berwarna selain putih. Sedangkan untuk perempuan Belanda, warnanya putih dan berenda.

3. Sempat menjadi simbol anti kolonialisme

Pada masa menjelang kemerdekaan, kebaya menjadi simbol bangkitnya nasionalisme Indonesia. Perempuan Jawa yang mengenakan kebaya menandakan ia anti kolonial.

4. Kebaya sebagai busana nasional

Puteri Indonesia berkebaya di HUT Kemerdekaan RI Ke-77.Puteri Indonesia berkebaya di HUT Kemerdekaan RI Ke-77. Foto: Instagran/@officialputeriindonesia

Pada masa pemerintahan Presiden Sukarno, kebaya dijadikan sebagai busana nasional. Kebaya menjadi identitas budaya nasional Indonesia. Kebaya juga digunakan sebagai salah satu media perlawanan orang Indonesia terhadap budaya Barat.

5. Munculnya berbagai model kebaya

Di era reformasi, bentuk dan fungsi kebaya mengalami perubahan. Berbekal semangat demokrasi, model kebaya mulai beragam dan meninggalkan pakemnya.

Perubahan itu muncul seiring dengan lahirnya desainer yang mengusung tema kebaya modern. Model kebaya dapat disesuaikan menjadi lebih tertutup sesuai ajaran Islam namun ada juga yang justru mengeksplorasi keindahan tubuh perempuan dengan menekankan pada lekuk tubuh.




(pin/pin)

Hide Ads