TRAVEL NEWS
Kenapa Permen Karet Dilarang di Singapura? Konon, Ini Penyebabnya
Ketika liburan ke Singapura, traveler akan menjumpai larangan mengonsumsi permen karet. Permen karet memang dilarang di sana. Kenapa? Begini kisahnya...
Singapura termasuk negara dengan banyak aturan yang ketat. Siapapun yang ketahuan melanggar aturan tersebut, pasti akan dikenai hukuman denda yang besar.
Salah satunya adalah dilarang untuk mengonsumsi permen karet. Aturan tersebut berlaku buat turis asing maupun warga lokal. Itulah sebabnya kita tidak akan menemukan permen karet dijual dengan bebas di Singapura.
Ternyata, aturan pelarangan permen karet sudah berlaku sejak lama di Singapura. Tepatnya pada tahun 1992, atau sekitar 30 tahun yang lalu.
![]() |
Ada penyebab mengapa permen karet sampai bisa dilarang di Singapura. Semua itu masih ada hubungannya dengan MRT di Singapura.
"Permen karet dilarang tahun 1992. Apa yang terjadi saat itu, sekitar tahun 1991, Singapura baru saja punya MRT. Saat itu, saya masih sekolah. Senang sekali rasanya naik MRT ke sekolah. Sangat cepat dan efisien. Sangat bangga pokoknya," kisah Josephine Teo, Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura di sebuah podcast, dikutip Rabu (4/1/2023).
"Apa yang terjadi adalah, suatu waktu, pintu MRT tidak bisa menutup dengan sempurna dan seluruh sistem tidak bisa bergerak dengan normal. Mengapa pintu MRT tidak bisa menutup dengan baik? Permen karet," jawab Menteri Josephine.
"Seseorang berjalan keluar-masuk MRT, menempelkan permen karet tepat di bagian pintu, sehingga pintu itu menolak untuk menutup sempurna, jadinya MRT macet," imbuhnya.
Sejak kejadian itu, pemerintah Singapura mengeluarkan aturan yang melarang warganya untuk mengonsumsi permen karet. Aturan tersebut berlaku sampai sekarang.
Kisah Lee Kuan Yew dan Wartawan BBC
Dalam wawancaranya dengan Peter Day, wartawan dari BBC di tahun 2000, mantan perdana menteri Singapura, Lee Kuan Yew juga mengungkapkan kisah yang serupa. Saat itu, Lee sedang mendorong 'ledakan kreativitas baru dalam bisnis' di negara yang dipimpinnya.
Day pun menyinggung Lee, dengan mengatakan, bekas permen karet yang dibuang di trotoar, juga pertanda bahwa warga Singapura bersemangat dan memiliki kreativitas yang diinginkan Lee. Mendengar ucapan Day, Lee cuma meringis. Lee tidak setuju.
"Menempelkan permen karet di pintu kereta Subway kami, sehingga pintu itu tidak bisa terbuka, saya tidak menyebut itu sebagai kreativitas. Saya menyebut itu nakal," kata Lee.
"Jika kamu tidak bisa berpikir karena kamu tidak bisa mengunyah permen karet, cobalah mengunyah pisang," kelakar Lee saat itu.
Berkat kebijakan itu, generasi muda Singapura zaman sekarang tidak pernah mengalami kejadian menyebalkan, dimana sepatu kesayangan lengket terkena bekas permen karet. Belum jika bekas permen karet itu menempel di baju, celana, atau rambut.
"Bisakah kamu membayangkan, kamu duduk, kemudian berdiri dan menemukan, di rok kamu ada bekas permen karet. Hal seperti itu terjadi di masa lalu," tutup Menteri Josephine.
Meski mendapat banyak pertentangan dan kritikan, pemerintah Singapura tetap bersikeras dengan aturan itu. Di Februari 1993, kasus pelanggaran bekas permen karet dibuang sembarangan turun jadi 2 kasus per hari, dari sebelumnya ada 525 kasus sebelum larangan diberlakukan.
Kebijakan itu juga membuat pemerintah Singapura menghemat anggaran untuk membersihkan bekas permen karet yang dibuang sembarangan di tempat publik.
Simak Video "Inilah List Event Menarik di Singapura Untuk Kalian!"
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)