TRAVEL NEWS
Perjudian Beli Tiket Kereta Ekonomi, Tebak-tebak Tempat Duduk

Membeli tiket kereta api kelas ekonomi seolah mengikuti sebuah perjudian. Setelah memesan tiket, penumpang akan harap-harap cemas soal jok tempat duduk yang akan ditumpangi.
Pengalaman itu dirasakan betul oleh sejumlah penumpang. Salah satunya Nana (29), yang kerap melakukan perjalanan dengan kereta api Jakarta-Semarang pp.
"Sebagai pelanggan, ada sejumlah perbedaan yang saya rasakan saat naik kereta api, khususnya kereta kelas ekonomi, saat ini. Tetapi, tidak cukup menjadi alasan yang bikin harga tiket kereta api menjadi jauh lebih mahal daripada sebelumnya. Perbedaan itu hanya ada pada penambahan AC, berupa AC tempel," kata Nana dalam perbincangan dengan detikTravel.
Malah dia kerap mendapatkan kejutan. Membeli tiket dengan harga ekonomi premium, tetapi mendapatkan tempat duduk dengan sandaran tegak.
"Soal kursi penumpang juga seperti sebuah perjudian. Meskipun membeli tiket dengan harga ekonomi premium, bukan subsidi, tetapi tidak ada jaminan kita mendapatkan tempat duduk ekonomi premium juga, penumpang harus terima kalau mendapatkan tempat duduk dengan sandaran tegak," kata Nana.
Pendapat serupa disampaikan Dwi Ari Setyadi, pelanggan kereta api lainnya. Ari merupakan penumpang setia kereta api keliling Jawa. Bukan hanya terkait pekerjaan atau urusan mudik, Ari adalah penumpang yang memang hobi naik kereta api untuk berburu kuliner di daerah yang mudah dijangkau kereta api.
"Kelas ekonomi ini membingungkan. Ada ekonomi premium dan subsidi. Pembagian itu relatif tidak dikenal. Kereta ekonomi premium ditandai dengan kursi yang bagus. Tetapi, ketika PT KAI menerapkan perbedaan kelas pada kereta ekonomi itu tidak seiring dengan peremajaan gerbong. Seringkali terjadi di kereta tambahan, kereta ekonomi premium masih memakai gerbong yang tidak beroperasi secara reguler dan dikeluarkan ketika ada kereta tambahan, yang itu adalah gerbong dengan tempat duduk sandaran tegak," ujar Dwi.
"Seharusnya, saat PT KAI menerapkan perbedaan harga tiket untuk kelas yang berbeda itu diiringi dengan peremajaan gerbong yang memadai. Ini malah membingungkan. Penumpang akan kecewa berat karena sudah bayar mahal," dia menambahkan.
"Selain itu, saat membeli tiket kereta ekonomi kita tidak pernah tahu akan mendapatkan tempat duduk searah laju kereta atau mundur. Memang banyak yang membagikan rumus agar tidak mendapatkan kursi mundur, tetapi tidak ada jaminan hehehe," ujar Dwi.
Dwi sekaligus menanggapi keluhan pelanggan kereta api soal tiket yang kini jauh lebih mahal ketimbang sebelum pandemi.
"Sebenarnya sah-sah aja harga tiket naik, tetapi asal seiring dengan peningkatan pelayanan, subkelas di kereta itu harus dijelaskan kepada publik. Tidak seharusnya tiket dijual dengan batas atas dan batas bawah, sebab kereta api tidak memiliki pesaing," kata Dwi.
"Lagipula, tidak ada perbedaan fasilitas tiap penumpang di kereta api. Sama-sama boleh membawa bagasi, sama-sama duduk dengan bangku dua-dua. Kalau memang tiket bisa dijual murah yang dijual murah saja, ini kan transportasi massal," dia menjelaskan.
Simak Video "Petani Difabel Paruh Baya Tewas Tertabrak di Barru"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/ddn)