Beli Hotel di Bali, Balik Modalnya Minimal 8 Tahun

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Beli Hotel di Bali, Balik Modalnya Minimal 8 Tahun

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikTravel
Minggu, 19 Feb 2023 18:31 WIB
ilustrasi hotel yang merupakan penyumbang pajak terbesar di kabupaten Badung
Hotel di Bali (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Ribuan hotel dijual di situs jual beli Lamudi, termasuk beberapa hotel di Bali. Bagaimana prospeknya jika niat berinvestasi di bidang perhotelan di Bali?

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira punya hitung-hitungannya. Menurut ekonom tersebut, biasanya balik modal dalam bisnis hotel butuh waktu paling cepat delapan tahun.

"Selama ini bisnis hotel asal dikelola secara profesional, serta memiliki strategi pemasaran yang tepat dapat menjadi bisnis yang menjanjikan. (Untuk balik modal) Tergantung promosi tapi, rata-rata pengembalian modal bisnis hotel bisa memakan waktu 8-10 tahun," terang Bhima kepada detikBali, Sabtu (18/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengakui saat ini memang cukup banyak hotel dijual, termasuk di Bali. Dari pantauannya, penjualan hotel di platform digital terbilang cukup masif. Terutama hotel bintang tiga ke bawah.

Bhima menilai saat ini waktu yang tepat untuk berinvestasi di sektor perhotelan.

ADVERTISEMENT

"Begitu wisatawan mancanegara mulai normal berkunjung, duration of stay-nya naik, dan spending wisatanya juga ikut tumbuh. Maka pengusaha hotel yang tetap bertahan akan memenangkan persaingan," tambahnya.

Terkait fenomena penjualan hotel, Bhima menilai banyak pengusaha kesulitan likuiditas ketika pandemi COVID-19 sehingga mereka menyerah dan menjual asetnya, termasuk hotel.

Untuk diketahui, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat.

Sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (liquidity).

"Tapi, itu tidak bisa dipukul rata. Misalnya pasca pelonggaran mobilitas, pengusaha hotel ada yang justru berbenah, dan menyambut datangnya wisatawan," tandas Bhima.

Baca artikel selengkapnya di detikbali




(msl/msl)

Hide Ads