Restoran ramen di Tokyo menerapkan aturan baru, dimana pengunjung dilarang makan sambil nonton Youtube. Salah satu alasannya karena keterbatasan tempat.
Dilansir dari SoraNews, Minggu (26/3/2023) lingkungan Takadanobaba di Tokyo yang dikenal dengan sebutan 'medan perang ramen' menerapkan aturan makan untuk pelanggannya. Para pengunjung dilarang menonton video dari ponsel mereka saat makan ramen.
Takadanobaba dipadati siang dan malam dengan mahasiswa yang lapar, karena lokasinya dekat dengan Universitas Waseda dan beberapa sekolah khusus yang terletak di dalam distrik. Hal ini membuat kawasan ini menjadi salah satu tempat makan mi dengan konsentrasi tertinggi di Tokyo dan persaingan ketat untuk mendapatkan pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peraturan mulai berlaku bulan ini di Debu-chan, restoran ramen yang digambarkan di atas dengan kain merah yang tergantung di atas pintu masuknya. Pemiliknya, Kota Kai men-tweet tentang aturan dilarang menonton video sambil makan Kamis lalu, dan memutuskan untuk tetap menerapkan aturan tersebut.
Adapun alasan kenapa munculnya aturan ini, pertama, Kai resah melihat pelanggan lebih fokus pada ponsel mereka daripada makanan mereka, meratapi mie menjadi lembek jika tidak dimakan dengan cepat.
"Sangat menyakitkan bagi saya melihat ramen yang saya buat dengan jiwa saya hancur tepat di depan mata saya," katanya.
Alasan kedua lebih praktis. Seperti banyak restoran ramen, Debu-chan tidak memiliki kapasitas tempat duduk yang sangat besar, dan restoran ini cukup populer sehingga orang sering mengantre di luar dan menunggu tempat duduk dibuka.
"Pasti sulit bagi orang-orang yang menunggu untuk melihat orang-orang yang duduk sebelum mereka bersantai dengan video," tambahnya. Kai percaya, kebijakan tanpa video akan mempercepat proses masuk dan keluar pelanggan sehingga orang lain kemudian dapat mengambil tempat mereka.
Aturan ini pun menimbulkan prodan kontra. Jepang, pada umumnya, memiliki tingkat penghormatan yang tinggi terhadap makanan dan koki, dan mengosongkan meja tepat waktu saat orang lain sedang menunggu tempat duduk dianggap sopan santun, terutama saat makan siang atau makan malam terburu-buru di kota-kota besar seperti Tokyo.
Di sisi lain, ramen dianggap sebagai makanan biasa, sesuatu yang bisa dinikmati dari restoran-restoran masakan haute. Sudah umum bagi restoran ramen untuk memiliki tumpukan atau rak manga untuk dibaca pelanggan atau TV untuk mereka tonton, jadi hal biasa bila mereka bersantai menikmati ramen.
"Menurutku mereka hanya bersantai dan makan dengan cara yang mereka nikmati, tetapi restoran bukanlah rumahmu," ujar Kai.
Dia menambahkan bahwa menggunakan ponsel untuk mengambil foto ramen setelah disajikan masih diperbolehkan. Tetapi jika ingin menonton apa pun selain apa yang diputar di TV restoran saat makan, kamu mungkin bisa makan di tempat lain saja.
Bagaimana menurut traveler?
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum