Omzet Menggiurkan Gula Semut Lebak Melawan Oknum Oplosan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Omzet Menggiurkan Gula Semut Lebak Melawan Oknum Oplosan

Fathul Rizkoh - detikTravel
Sabtu, 01 Apr 2023 17:21 WIB
Gula Semut Lebak
Gula semut Lebak (Fathul Rizkoh/detikcom)
Lebak -

Gula aren bubuk atau biasa disebut gula semut dari Desa Hariang, Kecamatan Sobang, Lebak, Banten, sudah tembus pasar internasional. Dalam sebulan omzet yang didapat mencapai puluhan juta.

Bendahara Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala, Didik Supriadi mengatakan, dalam sehari pihaknya bisa memproduksi 500-700 kg gula semut atau dalam sebulan rata-rata 10 ton. Produksi dilakukan setiap hari Senin-Sabtu pukul 08.00-16.00 WIB.

"Kita ada 15 karyawan. 5 orang tugasnya masak gula aren, kalau di rata-rata seorang bisa masak 10 kg," kata Didik ditemui beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didik menjelaskan, permintaan gula semut terus meningkat beberapa tahun ke belakang. Di 2016 permintaan gula semut mencapai 20 ton per bulan. Permintaannya terus naik, hingga pertengahan tahun 2023 mencapai 28 ton per bulan.

"Kalau di rata-rata dalam sebulan bisa 10 ton yang kita produksi dan terserap (terjual). Maksimal yang bisa kita produksi itu 28 ton dalam sebulan," tuturnya.

ADVERTISEMENT
Gula Semut LebakGula semut Lebak (Fathul Rizkoh/detikcom)

Barang ekspor

Gula semut Hariang tidak hanya dipasarkan di Indonesia tapi juga diekspor ke beberapa negara di dunia seperti Malaysia, Taiwan, Amerika, Jerman, Jepang, Australia, dan Korea Selatan. Ekspor gula semut sudah berjalan dari tahun 2014.

Kata Didik, ada 5 varian rasa gula semut yang diproduksi. Ada gula aren original, gula aren jahe merah, gula aren jahe kunyit, gula aren cair, dan gula aren cetak. Produknya dijual dalam kemasan 250 gram, 500 gram, dan 1-25 kg. Harganya mulai dari Rp 10 ribu.

"Lumayan menjanjikan apalagi kalau pasarnya menengah ke atas yang peduli dengan kesehatan. Dalam sebulan omzet yang didapat bisa puluhan juta," jelasnya.

Didik menjelaskan, usaha ini juga mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Pemerintah memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para petani maupun ke kelompok usaha.

Gula Semut LebakGula semut Lebak (Fathul Rizkoh/detikcom)

Oknum nakal

Namun Didik berharap ada upaya pemerintah dalam menentukan standar pembuatan gula aren baik cetak ataupun bubuk. Sebab tingginya permintaan bisa dimanfaatkan sejumlah oknum untuk meraup keuntungan yang lebih besar.

Para oknum diduga mencampurkan bahan lain ke gula aren dan menurunkan kualitas. Sedangkan kelompok usaha yang tidak mencampurkan bahan apapun menjadi terdampak akibat ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Sekarang adalah oknum yang itu lah yang bisa menghasilkan cuan banyak, dengan campuran ini itu. Saya ingin hal-hal itu bisa diluruskan. Lebak ini kan penghasil aren terbesar jangan sampai dirusak oknum tersebut," harapnya.

"Apalagi penyambung (pemasok) gula-gula tersebut dari sini (Lebak), jadi kita Hariang dengan berasal dari daerah yang sama, dikatakan sama aja (dengan produk gula aren campuran)," pungkasnya.




(msl/msl)

Hide Ads