'Turis Asing yang Bekerja di Bali Jadi Raja, Sangat Meresahkan'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

'Turis Asing yang Bekerja di Bali Jadi Raja, Sangat Meresahkan'

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikTravel
Minggu, 09 Apr 2023 06:05 WIB
CANGGU, BALI, INDONESIA - MARCH 26: A foreigner tourist rides a motorcycle without helmet at a main road on March 26, 2023 in Canggu, Bali, Indonesia. Indonesian island of the gods plans to enact some rules for foreign tourists on operating motorcycles, scooters, and cars for travel around the island following a number of violations of traffic rules and bad behavior such as riding motorcycles without valid paperwork and helmets, driving recklessly, using fake Indonesian ID cards or abusing residence and work permits. (Photo by Agunng Parameswara/Getty Images)
Foto: Ilustrasi turis bule di Bali (Getty Images/Agung Parameswara)
Badung -

Ketua Umum Kadin Bali Made Ariandi mendorong agar turis asing bersikap layaknya pelancong, bukan bekerja hingga merebut lahan warga lokal dan jadi 'raja'.

Hal itu disampaikan Ariandi ketika melihat fenomena maraknya turis bule yang menghabiskan waktu di Bali dengan bekerja secara ilegal dan mendapat cuan.

"Ini terjadi semenjak mulai ada peningkatan atau meroketnya kunjungan dan kebijakan visa on arrival dan visa second home. Jadi, mereka (turis asing) merasa enak loh tinggal di Indonesia. 'Kita bisa hidup murah'," kata Ariandi, Sabtu (8/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, mindset seperti itu harus dihilangkan oleh para turis. "Jangan merasa tinggal di sini. (Mindset) turis kalau tinggal di sini, dia akan berusaha dan memikirkan besok saya harus makan apa? Sehingga dia harus bekerja. Beda halnya dengan turis yang berbekal uang," ungkapnya.

Dirinya pun menyoroti, turis-turis bule yang sengaja membeli kendaraan sepeda motor bekas sebagai transportasi untuk bekerja.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, apabila turis membeli kendaraan sepeda motor tentunya akan diminta untuk menyetorkan KTP dan berkas identitas lain. Sementara, ketika membeli sepeda motor bekas tidak membutuhkan administrasi semacam itu.

Ariandi juga menyinggung kebijakan deposit visa second home senilai Rp 2 miliar untuk izin warga negara asing (WNA) tinggal di Indonesia. Menurutnya, syarat tersebut menjadi bukti turis yang hendak tinggal di Bali adalah mereka yang berkualitas dan memiliki uang.

Terkait penertiban turis bule yang berulah di Bali, Ariandi memberi dukungan penuh kepada pemerintah. "Kita (warga lokal) saja pakai helm dan bayar pajak. Turis yang berulah ini sangat meresahkan karena psikologis turis ini adalah mereka jadi raja dan hidup di sini murah," tegasnya.

Padahal, lanjut Ariadi, mereka belum tentu mapan dalam finansial. "Ketika ditertibkan mereka marah, kan ego. Padahal dia juga belum tentu orang berada," terangnya.

Ia meminta agar pemerintah makin menggencarkan penertiban bagi turis yang melanggar. Sehingga mengetahui bahwa Bali memiliki aturan yang jelas dan tegas.

Dalam kesempatan tersebut, ia pun mengapresiasi langkah pemerintah pusat yang bakal menerapkan pajak bagi para turis bule yang berlibur ke Indonesia.

"(Penerapan pajak) bagus dong sepanjang untuk kepentingan negara. Kalau negara yang mengambil uangnya dan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat kan bagus, karena kita (masyarakat) juga yang akan menikmatinya," katanya.


-----

Artikel ini telah naik di detikBali dan bisa dibaca selengkapnya di sini.




(wsw/wsw)

Hide Ads