Apa Arti Prinsip Ekowisata dan Bagaimana Penerapannya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Apa Arti Prinsip Ekowisata dan Bagaimana Penerapannya?

Weka Kanaka - detikTravel
Selasa, 11 Apr 2023 10:05 WIB
Lebatnya hutan bakau di atas laut
Foto: detik
Jakarta -

Ecotourism atau ekoturisme atau ekowisata atau pariwisata ekologis menjadi tren wisata kekinian. Apa maknanya dan bagaimana penerapannya?

Merujuk situs resmi klhk, istilah 'ecotourism' sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain. Wkowisata dimaknai sebagai perjalanan ke tempat-tempat alami yang relatif belum terganggu atau tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan, dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.

Rumusan di atas hanyalah penggambaran tentang kegiatan wisata alam biasa. Dalam prosesnya, kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyempurnaannya itu, ekowisata dimaknai sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke tempat-tempat alami sembari menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.

Konsep ecotourism memadukan wisata keberlanjutan, pendidikan, dan konservasi untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu konsep ecotourism dan bagaimana cara melaksanakan prinsip ini.

ADVERTISEMENT

Prinsip-prinsip Ekowisata

Menurut Page dan Ross (2002), ekowisata terdiri dari tiga prinsip utama, yakni; prinsip konservasi, prinsip partisipasi masyarakat, dan prinsip ekonomi.

Berikut ini penjelasan dari prinsip tersebut:

  • Prinsip Konservasi. Prinsip konservasi artinya memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip konservasi alam memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan yang mengikuti kaidah ekologis, sedangkan prinsip konservasi budaya adalah kepekaan dan penghormatan kepada nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat setempat.
  • Prinsip Partisipasi Masyarakat. Perencanaan dan pengembangan ekowisata harus melibatkan masyarakat setempat secara optimal.
  • Prinsip Ekonomi. Pengembangan ekowisata dilaksanakan secara efisien, dimana dilakukan pengaturan sumber daya alam sehingga pemanfaatannya yang berkelanjutan dapat mendukung generasi masa depan.

Untuk melaksanakan ecotourism yang bertanggung jawab, traveler bisa menerapkan sejumlah langkah tertentu. Mulai dari pemilihan destinasi hingga transportasi dan menentukan perilaku di tempat wisata.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan traveler untuk mendukung ekowisata:

1. Pilih destinasi yang berkelanjutan

Dalam berwisata, traveler dapat memilih tempat wisata yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip keberlanjutan dan konservasi. Destinasi ekowisata harus mengedepankan perlindungan lingkungan alam dan budaya serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

2. Menggunakan moda transportasi ramah lingkungan

Kurangi jejak karbon dengan menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan, seperti bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan listrik.

Namun mungkin di beberapa tempat hal itu sulit dilakukan, tapi dengan menggunakan transportasi publik juga telah turut mendukung upaya pengurangan jejak karbon.


3. Menginap di Akomodasi Berkelanjutan

Pilih penginapan yang memiliki kebijakan ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengolahan limbah yang baik, dan program penghematan air. Menginap di akomodasi bertajuk ecoresort misalnya.

4. Mendukung bisnis lokal

Mengupayakan ecotourism salah satunya juga mendukung perekonomian lokal. Dengan membeli produk dan jasa dari masyarakat setempat, traveler membantu meningkatkan kesejahteraan mereka dan mengurangi resiko negatif pariwisata, ketimpangan misalnya.

5. Hormati adat istiadat dan budaya lokal

Sebagai tamu yang berwisata, traveler mesti memahami juga menghargai kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat. Hal ini dapat membantu traveler menjalin hubungan yang lebih baik dengan masyarakat dan meningkatkan pengalaman wisata.

6. Jangan merusak lingkungan

Saat menjelajahi destinasi ecotourism, jangan merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, merusak tumbuhan, atau mengganggu satwa liar. Ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

7. Patuhi panduan dan aturan

Pastikan untuk mengikuti panduan dan aturan yang diberlakukan di destinasi ekowisata yang traveler kunjungi. Ini termasuk menjaga jarak dari satwa liar, tidak merusak atau mengambil barang-barang dari lingkungan alam, dan mengikuti rute yang telah ditetapkan.

8. Berpartisipasi dalam kegiatan konservasi

Dalam praktek ekowisata, traveler juga dapat ambil bagian dalam kegiatan konservasi yang kerap diselenggarakan, baik oleh pihak berwenang atau organisasi nirlaba.

Misalnya penanaman pohon, pembersihan pantai, atau pemantauan satwa liar. Ini akan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan memperkaya pengalaman wisata Anda.

9. Berikan umpan balik yang konstruktif

Setelah mengunjungi destinasi ecotourism, traveler juga dapat berpartisipasi untuk memberikan umpan balik atau saran kepada penyedia jasa pariwisata tentang pengalaman dan saran untuk perbaikan.

Hal tersebut akan membantu mereka untuk terus meningkatkan praktik keberlanjutan dan menjadikan industri pariwisata lebih ramah lingkungan. Kontribusi dapat dilakukan misalnya lewat pesan ke pihak pengelola ataupun lewat platform seperti Google Guides.

Dengan berupaya menjalankan langkah-langkah yang telah disebutkan, pastinya membuat aktivitas wisata tak hanya menikmati panorama alam, tapi juga traveler akan dapat pengalaman dan turut berperan dalam upaya berkelanjutan.

Secara keseluruhan, ecotourism merupakan alternatif yang lebih bertanggung jawab dalam industri pariwisata. Namun upaya ini tak hanya bisa dijalankan oleh salah satu pihak, butuh kolaborasi dari pengunjung, pengelola, hingga pemerintah setempat.




(wkn/fem)

Hide Ads