Mengisap Vape... Juara Perilaku Buruk Penumpang di Pesawat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengisap Vape... Juara Perilaku Buruk Penumpang di Pesawat

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 09 Jun 2023 07:11 WIB
Ilustrasi Vape
Ilustrasi vape (Foto: Dok. Shutterstock)
Jakarta -

Dunia penerbangan sudah kembali normal saat ini, tanpa masker dan batasan lain. Namun, bukan berarti penumpang nakal berkurang di atas pesawat karena pelonggaran itu.

Ini adalah gambaran dunia penerbangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat. Masih banyak pelanggaran di sana dan yang terbanyak adalah menghisap vape di kabin pesawat.

Insiden penumpang nakal lebih dari sepertiga lebih tinggi pada tahun 2022 dibandingkan pada tahun 2021. Data itu dirilis oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IATA telah mencatat peningkatan 37% dari tahun ke tahun, dengan jenis insiden yang paling umum adalah yang melibatkan ketidakpatuhan, pelecehan verbal, dan mabuk.

Merokok rokok, e-cigarette, vape, dan sejenisnya di kabin atau toilet adalah masalah ketidakpatuhan No.1 yang disorot oleh IATA. Perilaku itu diikuti tak mengencangkan sabuk pengaman saat diinstruksikan, melebihi jatah bagasi jinjing atau tak menyimpan bagasi saat diminta, dan konsumsi alkohol milik sendiri di pesawat.

ADVERTISEMENT

Pelecehan fisik meningkat. Ada satu insiden yang dilaporkan untuk setiap 568 penerbangan pada tahun 2022, naik dari satu per 835 penerbangan pada tahun 2021.

Tahun ini mungkin juga tidak lebih baik. Pada hari Minggu, hari laporan diumumkan, penerbangan dari Paris ke AS dialihkan ke Kanada karena gangguan yang diduga disebabkan oleh penumpang laki-laki yang mabuk.

Syukurlah, insiden pelecehan fisik tetap jarang terjadi. Tapi pelecehan oleh penumpang menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan sebesar 61% pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Insiden hanya terjadi pada satu dari 17.200 penerbangan.

Di langit AS, 2021 adalah tahun terburuk dalam catatan perilaku penumpang nakal dengan tahun 2022 mengalami penurunan. Namun, analisis IATA memberikan gambaran lebih luas dengan data yang dikumpulkan lebih dari 20.000 laporan yang diajukan oleh sekitar 40 maskapai penerbangan.

"Meningkatnya tren insiden penumpang yang tidak terkendali memang mengkhawatirkan. Penumpang dan awak berhak mendapatkan pengalaman yang aman dan bebas gangguan di dalam pesawat," kata Conrad Clifford, Wakil Direktur Jenderal IATA.

"Tidak ada alasan untuk tidak mengikuti instruksi kru," dia menambahkan.

IATA menyerukan kepada pemerintah dan industri penerbangan untuk bekerja sama dalam pendekatan tanpa toleransi terhadap perilaku penumpang yang tidak dapat diatur.

Ia ingin lebih banyak negara meratifikasi Protokol Montreal 2014, yang memungkinkan penuntutan terhadap penumpang agresif ini. Saat ini hanya 45 negara, yang terdiri dari sekitar sepertiga lalu lintas penumpang internasional, yang telah mengambil langkah ini.




(msl/fem)

Hide Ads