Gava Goods, Kado yang Lahir Saat Pandemi, Jalan Keluar Tak PHK Karyawan

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 30 Jun 2023 23:45 WIB
Ronald Manullang, founder Gava Goods (Foto: Femi Diah/detikcom)
Jakarta -

Gava Goods bukan hanya unik karena produknya. Jenama satu ini dibangun penggagasnya, Ronald Manullang, sebagai upaya untuk tidak mem-PHK karyawan saat pandemi.

Lilin, sabun, dan hand sanitizer menjadi produk utama Gava Goods. Dirilis pada 2021, Ronald pusing tujuh keliling karena usahanya sebagai event organizer berhenti total. Apalagi, setelah perbatasan negara ditutup. Padahal, dia memiliki sembilan karyawan dalam usahanya itu.

"Gava Goods ini lahir dari ketidaksengajaan, tahun 2020 tepat saat pandemi pandemi, dan kami rilis pada Januari 2021," kata Ronaldo dalam perbincangan dengan detikTravel di rumah produksinya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

"Karena, sebenarnya kantor ini adalah penyelenggara di event, event kena pandemi, dan banyak kerjaan di luar negeri, border ditutup otomatis kami tidak mempunyai pekerjaan. Akhirnya, aku sama tim bikin satu produk agar aku tidak ada PHK karyawan," Ronald menambahkan.

Untuk produksi Gava Goods itu, Ronald justru menggaet satu karyawan lagi, seorang apoteker. Dia yang bertugas sebagai penjaga kualitas dan inovasi Gava Goods.

"Kami mulai rilis barang pada Hari Raya Imlek 2021 itu, kasih hampers lebih dulu sekaligus memperkenalkan produk," ujar dia.

Ronald berharap Gava Goods bisa mewakili dia dan tim untuk menyebarkan energi positif kala pandemi. Ronald resah dengan maraknya pemberitaan kesehatan mental yang terganggu saat wabah Covid-19.

"Gava itu berasal dari bahasa Swedia dan memiliki makna gift. Kami ingin Gava Goods ini menjadi sebuah pemberian yang baik," kata Ronald.

"Gava Goods ini menjadi spirit kami saat terpuruk. Kami seolah memiliki semangat di masa sulit itu dengan Gava Goods ini," Ronald menambahkan.

Ronald menyebut Gava Goods juga unik karena hanya menggunakan Ilipe butter. llipe butter atau disebut lemak tengkawang yang juga digunakan dalam bidang pangan, memiliki tempat khusus dalam kehidupan masyarakat Dayak.

Pohon tengkawang termasuk keluarga Dipterocarpaceae atau meranti-merantian dan menjadi penghuni utama di hutan adat Pikul.

"Ini Indonesia banget. Pohonnya ada di Kalimantan dan hutan ini adalah habitat orangutan. Pohon ini juga dianggap sebagai indikator populasi orangutan, kalau pohon ini mulai hilang, populasi orangutan semakin menyusut," kata Ronald.

Selain itu, Ronald juga memanfaatkan rempah dari daerah di seluruh penjuru Indonesia untuk menambah ke-Indonesiaan produk yang dibuatnya. Di antaranya, sereh, cokelat, dan kayu manis.

Ronald memaksimalkan digitalisasi dengan promo dan penjualan lewat marketplace dan berpromosi melalui media sosial. Keunikannya itu mengantarkan Gava Goods masuk dalam daftar Brilianpreneur 2022, yakni acara yang telah dilangsungkan oleh BRI sejak 2019 dan berfokus pada pameran industri yang khas dan kreatif, serta menampilkan karya UMKM terbaik Indonesia melalui berbagai instalasi seni.

Ronald berharap Gava Goods menjadi salah satu oleh-oleh dari Jakarta yang dicari traveler. Agar siap andai dicari oleh traveler, Ronald menyebut Gava Goods terus berbenah, baik kualitas produk atau pendukungnya, termasuk soal kemasan.

"Kalau di daerah lain produk seperti ini mungkin lebih mudah didapatkan, seperti di Bali. Sebab, di sana warga dan wisatawan sudah lebih familiar dengan produk sustainable dan ramah lingkungan. Ini pula yang menjadi semangat kami untuk mengembangkan Gava Goods dan mempromosikannya," kata Ronald.



Simak Video "Melanjutkan Perjalanan ke Pantai Batu Lobang di Alor"

(fem/ddn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork