Hasrat Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro Ditentang Sana-sini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hasrat Prabowo Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro Ditentang Sana-sini

Tim detikSulsel - detikTravel
Senin, 17 Jul 2023 21:05 WIB
Pangeran Diponegoro
Foto: Pangeran Diponegoro (dok. istimewa)
Makassar -

Hasrat Prabowo Subianto untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Tanah Jawa mendapat pertentangan sana-sini dari berbagai pihak.

Keinginan Prabowo itu ditentang keturunan Pangeran Diponegoro hingga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Keturunan kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro mengatakan Pangeran Diponegoro sempat menyampaikan wasiat sebelum wafat. Dia meminta dirinya diwakafkan di Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi, sebelum beliau mengembuskan napas (terakhir), dia sudah mengamanahkan dirinya, mewakafkan dirinya bersama istri dan anak-anaknya. 'Sepeninggal saya nanti tidak usah pulangkan saya ke tanah Jawa'," kata Raden Hamzah di pemakaman Pangeran Diponegoro, Makassar, Jumat (14/7/2023).

Raden Hamzah menuturkan, Pangeran Diponegoro tidak begitu saja dimakamkan di Makassar. Kala itu, kata dia, proses pemakaman harus dilakukan pimpinan Belanda dengan berkoordinasi kepada pimpinan kerajaan.

ADVERTISEMENT

"Jadi beliau juga dimakamkan di sini, pimpinan Belanda tidak langsung spontan kasih dia ini tempat. Dia koordinasi dulu sama internal kerajaan. Dia bilang sama internal kerajaan, 'Pangeran Diponegoro, Kerajaan Mataram sudah mengembuskan napas'. Yang di Benteng Fort Rotterdam di situ beliau mengembuskan napas," tuturnya.

"Jadi pimpinan Belanda koordinasi. Terus internal kerajaan bilang kembalikan Pangeran Diponegoro karena sengketamu sudah selesai, beliau sudah mengembuskan napas. Kembalikan, untuk dimakamkan di pemakaman raja-raja Mataram. Tetapi jauh-jauh sebelum beliau mengembuskan napas, beliau sudah mewakafkan dirinya," sambung Raden Hamzah.

Isu Pemindahan Makam Pangeran Diponegoro Muncul saat Pemilu

Keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo turut menanggapi usulan Prabowo untuk memindahkan makam. Dia menyebut wacana itu sudah pernah ada sebelum Prabowo mengusulkannya lebih dulu.

"Berarti ini untuk yang kedua, statement seperti ini pernah keluar juga saat mau pemilihan presiden. Jadi mohon maaf nggih, nggak elok lah kalau orang yang sudah meninggal untuk komoditas politik, saya rasa nggak bagus," kata Roni, Jumat (14/7).

Roni menilai maksud Prabowo sebenarnya baik. Hanya saja, keturunan Pangeran Diponegoro tidak ada yang ingin memindahkan makam tersebut.

"Walaupun saya tahu maksud beliau baik, untuk mendekatkan. Tapi kan janganlah untuk anu lah, maksud beliau baik kami tahu," lanjut Roni.

Gubernur DIY Bilang Tidak Usah

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga mengaku tak setuju dengan usulan memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke Jogja. Sultan menyebut masyarakat Makassar sangat menghargai sosok Pangeran Diponegoro.

"Pangeran Diponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat, dan masyarakat di Makassar juga menjaga. Saya kira tidak perlu harus diputar (dipindah) ke Jogja, masyarakatnya juga menghargai di sana," terang Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (14/7).

Sultan pun menegaskan makam Pangeran Diponegoro yang berada di Makassar saat ini tidak perlu dipindahkan ke Jogja. "Kalau saya, nggak usah (dipindah)," lanjutnya.

Pengamat Bilang Bisa Hilangkan Jejak Sejarah

Pengamat kebijakan publik Universitas Hasanuddin (Unhas) Hasrullah mengapresiasi atensi Prabowo yang ingin memindahkan makam Pangeran Diponegoro. Namun dia menilai pemindahan makam bisa menghilangkan jejak sejarah.

"Kita perlu apresiasi bahwa Pak Prabowo punya atensi terhadap makam Pangeran Diponegoro. Saya kira yang harus dilakukan sekarang, namanya kematian itu di mana saja kan, jadi kalau bicara tentang makamnya, saya menyarankan yang ada makam di Makassar itu yang diperbaiki. Tidak perlu dipindahkan," kata Hasrullah, Jumat (14/7).

Hasrullah menjelaskan jika makam Pangeran Diponegoro dipindahkan dari Makassar, maka bisa menghilangkan jejak sejarah yang telah lama ada. Dia menilai Pangeran Diponegoro sebagai bagian dari rakyat Indonesia sehingga tak masalah jika dimakamkan di mana saja di Indonesia.

"Karena kalau dipindahkan bisa saja bukan menghilangkan catatan sejarah, (tapi) jejak sejarah, bahwa dia dibuang di Makassar atau punya misi. Saya kira sama karena Diponegoro itu juga bagian dari rakyat Indonesia, bagian dari pahlawan nasional. Di manapun dia meninggal, dimakamkan dia tetap Indonesia," terangnya.

Dia pun menegaskan Pangeran Diponegoro saat ini merupakan pahlawan nasional. Dengan demikian, Pangeran Diponegoro secara otomatis turut menjadi pahlawan bagi orang-orang Bugis-Makassar.

"Artinya, saya menganggap Pangeran Diponegoro juga pahlawan nasional, pahlawan orang Makassar, Bugis. Sama dengan pasukan baju merah di Jogja yang menyeberang sampai ke Banten bahkan sampai ke Malaysia. Kecuali kalau dia meninggal dalam keadaan mayatnya masih ada. Ini kan sudah lama," ujarnya.

"Jejak sejarah itu tidak bisa bohong, bahwa kalau dia meninggal di Makassar, dimakamkan, diasingkan di Makassar itulah jejak sejarah," katanya.


-------

Artikel ini telah naik di detikSulsel.




(wsw/wsw)

Hide Ads