Museum Nasional dinilai lebih mirip gudang saat ini. Apakah salah urus atau justru pengelolanya yang kurang melek zaman?
Keadaan itu bisa traveler lihat saat menjelajah Gedung A karena koleksi yang sudah usang dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Ruangan-ruangan di Gedung A ini terasa sangat tua karena pencahayaan yang tidak memadai, remang-remang seadanya. Aneka koleksi yang ada di sana pun banyak yang tidak memiliki penerangan pribadi.
Lalu muncul pertanyaan lanjutan, yakni apakah masalah pengelolaan museum di Indonesia khususnya yang di bawah Kemendikbudristek itu berada di SDM? Dalam kesempatan lain, banyak anggapan SDM yang ditaruh di sana bukanlah orang profesional tapi PNS yang sudah tidak produktif hingga membuat kualitas museum jadi begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Robohnya (Plafon) Museum Nasional |
Terkait masalah SDM ini, Koordinator Komunikasi, Kemitraan, Program, dan Pengembangan Bisnis Museum Cagar Budaya (MCB), Titik Umi Kurniawati mau buka suara. Ia menyebut bahwa pihaknya akan melakukan penilaian internal setelah mendapat kritikan.
"Ya nggak masalah, itu terima kasih juga atas komentar dan masukannya. Tapi bagaimanapun juga kami di pemerintah sudah melakukan sedemikian rupa tentunya kalau ada hal-hal seperti ini kita akan melakukan assessment lagi, assessment potensi baik SDM maupun assessment yang lainnya," kata Titik di kantornya, Jumat (18/8/2023).
"Jadi memang semua yang dilakukan oleh pemerintah tentu ada risikonya kritik dan apapun itu bagi kami tidak masalah itu malah kritik membangun buat kami, kami harus bisa lebih memberikan yang terbaik," dia menjelaskan.
![]() |
Pengelola Museum Nasional akan melakukan survei ke para tamu. Mereka akan mengakomodasi dan menyaring masukan-masukan dari para tamu itu.
"Justru dengan adanya itu, salah satunya kita melakukan survei kunjung museum, survei kunjung museum itu kepuasan terhadap museum. Itu kan apa-apa kritikan mereka itu yang kita lakukan," kata Titik.
"Jadi kita lebih terus membenahi diri dan memperbaiki diri untuk demi kemajuan, memberikan informasi dan sehingga masyarakat itu bisa puas sesuai dengan keinginan mereka dan kita sifatnya memang terbuka luas ya," ujar dia.
Kritikan SDM di museum itu diungkapkan olej Guru Besar Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Irmawati Marwoto. Irma mengamati museum-museum yang dikelola pemerintah umumnya menggunakan SDM yang cenderung sudah tidak produktif untuk mengelola museum yang baik.
"Kebanyakan SDM museum itu adalah SDM yang dimuseumkan, yang sudah nggak kepakai gitu ya, yang sudah mau pensiun atau kurang perform, taruh saja di museum," kata Irma di Depok, Rabu (9/8/2023).
Irma menyebut setiap museum seharusnya memiliki SDM yang memiliki pengetahuan mumpuni mengenai pengelolaan museum. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui pendidikan formal, misalnya studi museologi, atau melalui pelatihan-pelatihan.
"Pengetahuan bagaimana mengelola museum itu yang untuk SDM yang masih lemah banget. Masalah kuratorial, masalah bagaimana memamerkan sesuatu di museum. Sekarang orientasinya masih pada benda," ujarnya.
Baca juga: Ngetren di Medsos, Museum Date, Yay or Nay? |
***
detikTravel menyuguhkan liputan mendalam tentang museum dan pengelolaannya di bulan Agustus ini. Artikel berseri tayang setiap hari.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan